Mohon tunggu...
alusi hazami
alusi hazami Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Pamulang

Saya Sangat Suka Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam MBS Teori dan Realitas di Indonesia

30 September 2025   20:59 Diperbarui: 30 September 2025   20:59 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu pilar utama dalam menciptakan kualitas pendidikan yang unggul dan berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap penguatan kapasitas kepemimpinan kepala sekolah di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, terutama setelah keluarnya Permendikdasmen Nomor 7 Tahun 2025 yang menandai paradigma baru. Dalam regulasi ini menegaskan bahwa kepala sekolah bukan sekadar sebagai pengelola administrasi, melainkan pemimpin pembelajaran yang berperan strategis dalam peningkatan mutu pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan sebuah kualitas di Indonesia pada konteks MBS ( Manajemen Berbasis Sekolah ), diharapkan bisa menjadi administrator dan juga pemimpin yang mampu dalam memberdayakan seluruh warga sekolah. Tak hanya itu realitas di lapangan juga perlu adanya kesenjangan antara teori dan juga praktiknya.

TEORI KEPEMIMPINAN MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) 

Manajemen Berbasis Sekolah adalah pendekatan yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumber daya dan pengambilan keputusan secara partisipatif. Dalam hal ini kepala sekolah harus memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis,  transformasional dan intruksional. Kepemimpinan demokratis ini dapat mendukung pastispasi aktif dari guru, siswa , orang tua dan juga Masyarakat di lingkungan sekolah dalam pengambilan Keputusan. Pemimpian yang instruksional akan lebih menekankan pada peningkatan kulitas dalam pembelajaran melalui pengawasan dan juga dukungan kepada guru.

Menurut Prasojo (2010), kepala sekolah yang efektif harus mampu menyusun visi dan misi strategis yang jelas, mengelola sumber daya manusia secara optimal, serta membangun komunikasi yang efektif agar seluruh elemen sekolah bekerja sama mencapai tujuan bersama.

REALITAS DI LAPANGAN 

Namun, dalam praktiknya, implementasi kepemimpinan ini masih mengalami banyak tantangan. Realitas di lapangan menunjukkan ada ketimpangan kapasitas antara kepala sekolah di perkotaan dan daerah terpencil. Banyak kepala sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang masih berkutat dengan masalah administrasi dan sulit memberdayakan guru serta komunitas sekolah karena berbagai keterbatasan sumber daya dan dukungan. Selain itu, budaya birokrasi yang masih kental dan pola pikir yang konservatif terkadang menghambat kepala sekolah untuk melakukan inovasi dan perubahan yang diperlukan. Di kota besar beberapa kepala sekolah sudah berhasil dalam menerapkan kepemimpinan tranformasional, contohnya mendorong pembelajaran dengan digital dan budaya literasi guna meningkatkan kecerdasan siswa yang modern

TANTANGAN YANG DIHADAPI 

Kepemimpinan instruksional yang menjadi paradigma baru ini membutuhkan kepala sekolah yang tidak hanya mengawasi proses belajar mengajar, tetapi juga mampu menginspirasi, memotivasi, dan mendorong guru untuk berinovasi. Salah satu studi menunjukkan bahwa kepala sekolah yang mampu mengadopsi gaya kepemimpinan konsultatif dan partisipatif dapat meningkatkan disiplin, motivasi, serta komitmen guru terhadap visi sekolah. Dalam konteks ini, keberanian kepala sekolah untuk membuka ruang diskusi, menerima kritik, dan melibatkan berbagai pihak sangat penting untuk membangun iklim kerja yang kondusif.

Kepala sekolah juga harus mengelola hubungan dengan masyarakat dan orang tua siswa secara efektif. Partisipasi komunitas sekolah telah terbukti memperkuat dukungan terhadap program pendidikan dan memberi dampak positif pada prestasi siswa. Komunikasi yang bersifat dua arah serta transparansi dalam pengambilan keputusan menjadi kunci keberhasilan membangun kepercayaan antara sekolah dengan masyarakat.

Di era digital saat ini, kepemimpinan kepala sekolah harus dilengkapi dengan kemampuan memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang proses manajerial dan pembelajaran. Digitalisasi sekolah menghadirkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas akses pendidikan. Kepala sekolah harus mampu menginisiasi transformasi digital, mulai dari penggunaan sistem informasi manajemen sekolah hingga pembelajaran daring yang inovatif, agar sekolah tetap relevan menghadapi tantangan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun