November dibuka dengan data makro yang terus memburuk, cadev susut, dan dua bank besar menunjukkan gejala sistemik dengan kenaikan NPL yang tergolong luar binasa(haha), dari Kontan;
 "Hal ini mengingat sampai kuartal III-2017 rasio non-performing loan (NPL) komersial bank berkode BMRIini sudah mencapai 10,16%.
NPL sektor komersial Mandiri ini mengalami kenaikan cukup besar yaitu 382 bps dibanding periode yang sama 2016 atau year on year (yoy)"
"Kedua adalah sektor menengah yang sampai kuartal 3 2017 mempunyai NPL 6,06% atau sedikit turun dari periode sama 2016 6,45%. NPL komersial BRI merupakan tertinggi dari seluruh segmen kredit lain."
Berikut link berita, http://keuangan.kontan.co.id/news/npl-komersial-bri-tembus-606-kenapa,Â
http://keuangan.kontan.co.id/news/rasio-kredit-macet-komersial-mandiri-tembus-10,
Dari katadata
"Langkah Bank Indonesia (BI) untuk menjaga mata uangnya agar tidak melemah terlalu dalam membuat cadangan devisa pada Oktober 2017 turun US$ 2,9 miliar (Rp 38,5 triliun) menjadi US$ 126,55 miliar. Terparesisasinya mata uang dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama dunia membuat nilai tukar rupiah cenderung melemah hingga ke Rp 13.600 per dolar AS."
Dari Survei Ritel September BI, yoy ritel kembali terkoreksi dari 1,8% ke 1,3%