Mohon tunggu...
Artha Althia
Artha Althia Mohon Tunggu... -

Ethereal Artha Althia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Buka Matamu!

31 Oktober 2012   14:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:09 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada saja kerusuhan yg terjadi di wilayah Indonesia. Sengketa lahan, tawuran pelajar, aksi teror dan lain sebagainya.

Sungguh sangat memprihatinkan.
Di wilayah Papua, memperjuangkan kehidupan yang layak dan adil saja butuh pengorbanan darah.
Sementara di Jakarta, kehidupan siswa yang sudah layak (bersekolah tidak sesulit di papua karena transportasi lebih memadai), malah membuang nyawa demi "nama baik sekolah" yang dibela entah untuk apa atau untuk siapa.

Lalu aksis teror yang menelan banyak korban. Hello! Kalau mau bunuh diri, bunuh diri sendiri aja, jangan ngajak-ngajak orang lain.
Tahu tidak, ketika kamu bunuh diri dan membunuh orang lain, yang kamu bunuh itu satu keluarga. Mereka tidak akan sama lagi. Penuh marah dan dendam. Bagaimana perasaanmu ketika orang yg sedang kau nanti dirumah ternyata tidak pernah kembali?! Egois! Tuhan mahakuat, dan agung! Dia tidak perlu dibela makhluk lemah bernama manusia!

Dari kedua perbandingan ini sudah terpampang benar yang mana yang lebih kolot berpikir.
Lagu-lagu anak muda hanya melulu soal patah hati, cinta tak berkesudahan, mengorbankan apapun demi kekasih, mendewakannya. Ah... mengajak bunuh diri saja.

Hai kaum muda-mudi Indonesia, saling bertolong-tolonganlah. Tegurlah temanmu jika ada salah berpikir. Dan terimalah teguran sebagai pembelajaran hidup! Bersatulah kamu, sebagai tumpah darah yang satu, tanah air satu, bahasa satu!!
Boleh bangga terhadap sukumu, bahasa daerahmu, baju daerahmu, musik daerahmu atau apapun tentang budaya daerahmu! Tapi ingatlah, kamu semua satu! Bangsa Indonesia!!
Biarlah generasi yg berpikir kolot itu pada pendirian mereka. Terlalu sombong dan angkuh mereka untuk mau mendengar yang muda. Mengatasnamakan "lebih banyak mengecap asam garam dunia" membuat mereka berpikir bahwa mereka jauh lebih pintar dan benar.

Buang sukuisme, provinsialisme, atau apapun itu, wahai pemuda Indonesia!

Kalau bukan kalian kaum muda yang berkumpul untuk bersatu, siapa lagi??!!

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun