Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, suara keras sudah menjadi bagian dari keseharian. Di pgai hari, deru kendaraan bermotor dan klakson memenuhi jalanan. Siang hari, suara mesin pabrik dan pengeras suara toko bersahutan. Malamnya pun, suara musik dari cafe atay hajatan tak jarang masih terdengar. Semua ini adalah bentuk nyata dari polusi suara, atau yang kini populer di kalangan anak muda dengan istilah "Sound Horeg". Istilah "horeg" sering digunakan untuk menggambarkan suara yang tidak jernih, keras, dan menganggu, seperti suara speaker pecah atau knalpot brong yang meraung di jalan. Meskipun terkesan sepele, paparan suara berintensitas tinggi secara terus-menerus tenyata bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan baik fisik, mental, maupun sosial.Â
Secara ilmiah , bunyi adalah getaran yang merambat melalui medium (udara, air, atau padatan). Saat sumber suara (misalnya speaker atau mesin) bergetar, getaran itu menyebabkan partikel udara di sekitarnya ikut maju mundur dan menciptakan gelombang longitudinal. Gelombang inilah yang kemudian diterima oleh telinga kita dan diinterpretasikan oleh otak sebagai bunyi. Masalahnya, semakin besar amplitudo getaran, semakin besar pula energi yang dikirimkan ke udara, dan semakin keras bunyi yang tersdengar. Bila energi bunyi tersebut melebihi batas kemampuan pendengaran manusia sekitar 85 desibel (dB) maka sel-sel pendengaran di koklea akan mengalami tekanan berlebihan dan kerusakan permanen. Efeknya tidak hanya berupa penurunan pendengaran, tetapi juga stres, gangguan tidur, sulit fokus, hingga peningkatan tekanan darah. Bahkan, riset dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 430 juta orang di dunia mengalami gangguan pendengaran akibat paparan suara keras yang berkepanjangan.Â
Fenomena Fisika yang TerjadiÂ
Suara adalah gelombang mekanik longitudinal, yang artinya partikel udara bergetar sejajar dengan arah rambat gelombang. Setiap sumber suara menghasilkan getaran periodik yang menimbulkan tekanan dan rapatan udara secara bergantian.Â
Persamaan dasar intensitas bunyi Â
Dengan:Â
* I = Intensitas bunyiÂ
* P = daya sumber suara
* A = luas permukaan penyebaranÂ
Untuk mengukur tingkat kebisingan, digunakan satuan desibel (dB):Â