Mohon tunggu...
ALSYA EKA HESTINA
ALSYA EKA HESTINA Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Energi Bunyi dan Efeknya Pada Manusia: Mengulik Fenomena "Sound Horeg" Dalam Fisika

12 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 12 Oktober 2025   00:06 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, suara keras sudah menjadi bagian dari keseharian. Di pgai hari, deru kendaraan bermotor dan klakson memenuhi jalanan. Siang hari, suara mesin pabrik dan pengeras suara toko bersahutan. Malamnya pun, suara musik dari cafe atay hajatan tak jarang masih terdengar. Semua ini adalah bentuk nyata dari polusi suara, atau yang kini populer di kalangan anak muda dengan istilah "Sound Horeg". Istilah "horeg" sering digunakan untuk menggambarkan suara yang tidak jernih, keras, dan menganggu, seperti suara speaker pecah atau knalpot brong yang meraung di jalan. Meskipun terkesan sepele, paparan suara berintensitas tinggi secara terus-menerus tenyata bisa menimbulkan dampak serius bagi kesehatan baik fisik, mental, maupun sosial. 

Secara ilmiah , bunyi adalah getaran yang merambat melalui medium (udara, air, atau padatan). Saat sumber suara (misalnya speaker atau mesin) bergetar, getaran itu menyebabkan partikel udara di sekitarnya ikut maju mundur dan menciptakan gelombang longitudinal. Gelombang inilah yang kemudian diterima oleh telinga kita dan diinterpretasikan oleh otak sebagai bunyi. Masalahnya, semakin besar amplitudo getaran, semakin besar pula energi yang dikirimkan ke udara, dan semakin keras bunyi yang tersdengar. Bila energi bunyi tersebut melebihi batas kemampuan pendengaran manusia sekitar 85 desibel (dB) maka sel-sel pendengaran di koklea akan mengalami tekanan berlebihan dan kerusakan permanen. Efeknya tidak hanya berupa penurunan pendengaran, tetapi juga stres, gangguan tidur, sulit fokus, hingga peningkatan tekanan darah. Bahkan, riset dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 430 juta orang di dunia mengalami gangguan pendengaran akibat paparan suara keras yang berkepanjangan. 

Fenomena Fisika yang Terjadi 

Suara adalah gelombang mekanik longitudinal, yang artinya partikel udara bergetar sejajar dengan arah rambat gelombang. Setiap sumber suara menghasilkan getaran periodik yang menimbulkan tekanan dan rapatan udara secara bergantian. 

Persamaan dasar intensitas bunyi  

Persamaan intensitas bunyi
Persamaan intensitas bunyi

Dengan: 

* I = Intensitas bunyi 

* P = daya sumber suara

* A = luas permukaan penyebaran 

Untuk mengukur tingkat kebisingan, digunakan satuan desibel (dB): 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun