Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yogyakarta, Mengapa Panas?

24 Oktober 2014   02:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:56 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

semua orang ber harapm kebahagiaan yang sejati, dengan membeli mobil banyak, membeli rumah banyak, mempunyai harta berlimpah serta mempunyai istri banyak. Semua orang berhak kaya raya, tetapi bagaimanapun sebagian harta kita adalah kepunyaan kaum miskim, yatim piatu dan sebagain adalah kepuanyaanNya.

Napas semakin mahal, terutama dikota-kota besar, Jakarta, surabaya, Semarang dan Yogyakarta, sekarang panasnya udara melebihi kompor, dan siapa yang tahu panasnya hati, mungkin melebihi panasnya matahari, semoga tidak.

berharap tahun ini kelimpahan harta tanpa lupa sedekah, sepertinya kita akan lupa akan kemurahanNya, bagaimanapun matahari yang panas di Yogyakarta, karena ulah kita sendiri, membuat kebalikan alam, sawah menjadi lahan perumahan seperti di Sleman dan Bantul, mungkin kelak Kulon Progo.

Panas sampai 35 derajat benar adanya, biar tersemyum orang mepe gabah dan mepe lempeng, apalagi yang mepe gendeng dan batu bata di Godean semakin tersenyum. Yogyakarta semakin panas benar adanya dan semakin membuat jidat kemelus kata  teman saya yang maaf agak "botak"

Yogyakarta semakin panas dengan ulah perebutan KMP dan KIH dalam DPRD dan DPRD Propinsi, dan semakin panasnya Yogya adalah banyaknya investor Hotel di Kota Yogya dan, yang paling panas adalah di Kulon Progo, tentang mega Proyek yang benar yang agak "panas" tentang pembebasan lahannya.

Semua berhak akan kesejahteraan, dan harus tahu banyak juga yang dikorbankan "adalah demi" ya demi kesejahteraan rakyat Yogyakarta.


Yogyakarta semakin panas dengan ulah geng montor (klitih) yang menyebabkan korban jiwa di pelajar dan suporter samapi Sri Sultan HB X membuat waning untuk menyelesaikan kasus geng montor ini(tribun Jogja, okt2014) Semua membuat panas Yogya, bagaimanapun harus diselesaikan dengan gaya Ngayogyakarta hadiningrat,

Yogya semakin panas alun-alunya baru di perbaiki, dan kembali mendapat danais, semoga tidak untuk parkir lagi bus dan motor para penikmat pariwisata di Yogya.

Yogyakarta semakin panas, karena dimerapi belum tumbuh kembali hijaunya pohon bekas erupsi kemarin, semoga panasnya Yogya, tidak membuat hati semakin menjadi panas, tetap berhati nyaman, di kota jogja, tetap projotamansari di bantul dan tetap sembada di sleman juga handayani di gunung kidul dan Jewel in java dikulon progonya tetap binangun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun