Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku Biru 23, [Tantangan Menulis Novel 100 Hari]

5 April 2016   19:29 Diperbarui: 5 April 2016   19:38 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

[caption caption="alsayidja.paint"][/caption]Cerita yang kemarin :

http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/buku-biru-22-tantangan-menulis-novel-100-hari_57025c1fc4afbd130963e188

 

Mengapa mas Bejo dan Mba Sri harus begitu kurang apa mereka, aku berpikir keras untuk mencari fakta yang ada dalam kehidupan pribadi keluarga mas Bejo, kekayaan belum tentu membuat bahagia benar adanya, tetapi entah mengapa harus ada kebahagian lain dalam hidup ini selain mempunyai pasangan hidup juga harus mempunyai satu keturunan yang membuat bangga kedua orang tuanya.

Jadi benar bapak dan ibu mas Harun sudah tahu tentang keadaan keluarga mba Sri dan mas Bejo yang belasan tahun belum juga di beri karunia Allah swt seorang anak ditengah keluarga mereka yang berlimpah harta , sepertinya aku harus juga berkaca dengan kepergian mas Harun maka aku bisa mandiri, yang dulu aku harus meminta bantuannya maka aku harus sendiri dalam ramainya kehidupan ini, sesuatu yang membuat  diperjuangkan sendiri.

Pensiun mas Harun juga sedikit membantuku dalam menempuh asa kehidupan ini dan inilah yang membuatku selalu semangat dan semua orang selalu memandangku , “biru kamu lebih cantik sekarang dan langsing “ sindir teman-teman kerja dan bapak-bapak sesama rekan kerja guru dan rekan KKG juga ada-ada saja yang entah mengapa menggodaku, aku  jadi tidak enak, mawas diri Biru sendirian banyak yang godain”,

Malam semakin larut entah aku harus selalu mendekatimu ya Allah Swt, hati akan selalu tenteram dan segala persoalan ini hanya kepadamu aku mencarinya.

Larutnya, gelisahnya malam seakan menenggelamkanku dalam  tidur yang kurang nyenyak disamping jagoanku yang nyenyak tidurnya selalu mukanya senyum  mengembang dan selalu juga mukanya mengingtkanku padamu mas Harun, dia sudah besar mas, dia sudah bisa naik sepeda sendiri mas dan dia sudah sok jago dan pintar tanya sesuatu yang dia belum tahu.

Hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun