Tumbal [24] Anak-anak reformis  yang tertelan Kalla
Entah sampai kapan aku dan kamu baru tahu
Tentang perubahan ini
Bukan karena corona jadi sebab
Tetapi
Sebuah loncatan masa depan
Yang membeku
Dalam es-es yang tanpa kompromi dan skat yang keras
....
Alsayyidja
Sang Kalla menelan anaknya benar adanya waktu entah mengapa tidak berpihak pada kaum muda mereka jatuh pada yang mereka sendiri tidak tahu, pelarangan dan pengekangan tanpa kompromi.
Anak-anak reformasi yang baru sadar bahwa di dunia kecil mereka dunia maya dan duna medsos terbuka lebar "jurang anti demokrasi yang menganga" sehingga  gibah di medsos pun bisa saja berunsur pidana yang membuat mereka ciut nyali untuk menyuarakan hati rakyat.
Namun ketika keluar"laron-laron muda" ini akhirnya tidak tentu arah tujuannya, terombang-ambing pencarian sinar matahari  yang  membuat terperosok dalam kubangan yang tidak mereka harpkan, kepntingan penguasa, pengusaha, dan jebakan politik yang berujung anarkis dan kekerasan yang tiada akhir
Produk reformasi, residu, yang tidak bisa di elakkan lagi karena ruang kebebasan semakin dipersempin, sejengkal tanah di pajeki kata sang pujangga, dan semua orang tahu betapa dahsyatnya kekuatan medsos seakan terbukti nyata dengan korban" laron-laron muda' yang mencari cahaya di pagi hari dengan reseko di patok "ayam' dan di gaoreng jadi rempeyek karena belum pengalamannya di dunia nyata ini
"realita mereka terlalu sibuk dengan  dunia maya dan mereka menghindar dari pageblug ini sehingga terlena " kata kakak
"terlena seperti laron-laron yang mencari cahaya itu kak?" tanyaku
"ibarat dan ini kenyataan dik" jawabnya lagi
Pencarian "cahaya demokrasi itu" berujung maut dan semua  nyata adanya karena kurang pengalaman dan jam terbang mudah di manfaatkan demi  kursi dan menggoyang yang ada inilah yang dinamakan para muda di makan sang Kalla.
"mengerikan entah mungkin kebangkitan pemudalah yang harus kita tunggu karena saat ini momentum tepat  menyongsong masa depan mereka yang lebih gemilang" kata kakakku lagi
"mengganti generasi reformis yang ternyata lebih  korup dari ORBA " jawabku singkat
"bener dik" katanya
Diam-dan diam aku hanya bisa menulis waktu yang bicara
-------------
Tumbal