Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tumbal [24] Anak-anak Reformis yang Tertelan Kalla

16 Oktober 2020   09:20 Diperbarui: 16 Oktober 2020   09:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak reformasi yang baru sadar bahwa di dunia kecil mereka dunia maya dan duna medsos terbuka lebar "jurang anti demokrasi yang menganga" sehingga  gibah di medsos pun bisa saja berunsur pidana yang membuat mereka ciut nyali untuk menyuarakan hati rakyat.

Namun ketika keluar"laron-laron muda" ini akhirnya tidak tentu arah tujuannya, terombang-ambing pencarian sinar matahari  yang  membuat terperosok dalam kubangan yang tidak mereka harpkan, kepntingan penguasa, pengusaha, dan jebakan politik yang berujung anarkis dan kekerasan yang tiada akhir

Produk reformasi, residu, yang tidak bisa di elakkan lagi karena ruang kebebasan semakin dipersempin, sejengkal tanah di pajeki kata sang pujangga, dan semua orang tahu betapa dahsyatnya kekuatan medsos seakan terbukti nyata dengan korban" laron-laron muda' yang mencari cahaya di pagi hari dengan reseko di patok "ayam' dan di gaoreng jadi rempeyek karena belum pengalamannya di dunia nyata ini

"realita mereka terlalu sibuk dengan  dunia maya dan mereka menghindar dari pageblug ini sehingga terlena " kata kakak

"terlena seperti laron-laron yang mencari cahaya itu kak?" tanyaku

"ibarat dan ini kenyataan dik" jawabnya lagi

Pencarian "cahaya demokrasi itu" berujung maut dan semua  nyata adanya karena kurang pengalaman dan jam terbang mudah di manfaatkan demi  kursi dan menggoyang yang ada inilah yang dinamakan para muda di makan sang Kalla.

"mengerikan entah mungkin kebangkitan pemudalah yang harus kita tunggu karena saat ini momentum tepat  menyongsong masa depan mereka yang lebih gemilang" kata kakakku lagi

"mengganti generasi reformis yang ternyata lebih  korup dari ORBA " jawabku singkat

"bener dik" katanya

Diam-dan diam aku hanya bisa menulis waktu yang bicara

-------------

Tumbal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun