Daun-daun jati berguguran jadi saksi-4 rindu kokok ayam
  Cerita sebelumnya
Sepagi ini nampaknya ayam tidak berkokok karena kedinginan agaknya musim kemarau ini sungguh dingin sampai menusuk tulang kurasa.
Mau mau bangun pagi  mata serasa barat.
" mau piket ke sekolah di di rasanya dingin masih membuatku enggan beranjak dari rumah apalagi segelas kopi sudah ku buat pagi ini"
" kakak kurasa kamu sendiri yang membuat hatimu berat ayolah kak berangkat" seru adikku mencoba menyemangati ku.
Aku rasa hidup di desa ini lebih seru daripada di kota jogja yang kita mulai panas oleh suara bising kendaraan bermotor.
" aku heran ayam berkokok lebih siang dari hari sebelumnya"
Adikku tertawa terbahak-bahak
" biasanya bangun pagi dengan alarm hp?"ledeknya padaku.
Alam adalah karuniaNya demikian.juga cintaku pada Tin sudah lama cobaan itu berlangsung dan kami tetap tabah menjalaninya dan inilah kesempatanku untuk sedikit melupakannya menemtramkan hati sambil berkarya ditempat desa kakekku.
Ini bukan pelarian sayangku ini kesempatan untuk menata hati dan pikiranku yang selalu suntuk dan pengap syukur fresh didesa ini!
Apa katamu melarikan diri dari kenyataan juga tidak salah atau kamu anggap aku marah aku tidak peduli lagi semua demi hatiku.
Aku kenal Tin sejak lama teman SMA yang kebetulan bapak ibunya akrab dengan orang tuaku dan jadilH cinta monyet waktu SMA itu membuat serius keluarga kami aku sudah tahu tabiatnya yang sok kaya dan sok  perfect beda denganku yang slow dan biasa saja dikeluargaku inilah aku yang punya prinsip sendiri walau kadang beda faham dengannya.
"benar mau pulang kampung yang sepi itu?"pertanyaan yang tidak aku jawab selalu ditanyakan di nyata dan dunia maya okehnya.