Kalau kita perhatikan kondisi jalanan sekarang, rasanya makin padat dan penuh tantangan. Mulai dari motor yang suka nyelip, mobil yang mendadak berhenti, sampai pejalan kaki yang tiba-tiba menyeberang. Nah, di tengah situasi seperti itu, ada satu keterampilan penting yang sebaiknya dimiliki setiap pengemudi yaitu defensive driving atau mengemudi defensif.
Banyak orang mengira bahwa mengemudi defensif itu sama dengan mengemudi pelan. Padahal, bukan begitu maksudnya. Defensive driving lebih ke soal sikap dan cara berpikir saat berkendara. Intinya, kita mengemudi dengan penuh kesadaran, mengantisipasi kemungkinan terburuk, dan selalu menyiapkan diri untuk menghindari potensi bahaya di jalan.
Kenapa Defensive Driving Penting?
Setiap hari kita dengar berita kecelakaan lalu lintas. Sebagian besar bukan karena kerusakan kendaraan, tapi akibat kelalaian manusia. Ada yang main ponsel, ada yang melaju kencang di tikungan, atau sekadar kurang memperhatikan kondisi sekitar. Dengan menerapkan defensive driving, kita bisa menekan risiko kecelakaan dan menjaga keselamatan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Tips Praktis Defensive Driving
Berikut beberapa hal sederhana yang bisa langsung dipraktikkan:
- Jaga jarak aman
Banyak yang lupa soal ini. Padahal menjaga jarak adalah kunci untuk punya waktu bereaksi. Misalnya, kalau mobil di depan tiba-tiba ngerem mendadak, kita masih punya ruang untuk menghindar tanpa panik. - Selalu waspada dan fokus
Godaan ponsel memang besar, tapi memalingkan pandangan beberapa detik saja bisa berakibat fatal. Lebih baik matikan notifikasi atau aktifkan mode jangan ganggu saat berkendara. - Pahami batas kecepatan
Mengemudi terlalu cepat jelas berbahaya, tapi terlalu lambat juga bisa mengganggu lalu lintas. Jadi, pahami batas kecepatan sesuai kondisi jalan. - Antisipasi tindakan orang lain
Kita tidak bisa mengontrol pengemudi lain. Ada yang suka nyalip sembarangan, ada juga yang belok tanpa sein. Karena itu, selalu siapkan diri untuk kemungkinan "tidak terduga" dari pengendara di sekitar. - Kondisi kendaraan harus prima
Ban kempis, rem blong, atau lampu mati bisa memicu masalah besar. Luangkan sedikit waktu untuk memeriksa kondisi kendaraan sebelum berangkat.
Lebih dari Sekadar Mengemudi
Defensive driving bukan cuma soal keterampilan teknis, tapi juga soal sikap mental. Artinya, kita harus sabar, tidak mudah terpancing emosi, dan mau mengalah ketika situasi menuntut. Kadang, mengalah satu langkah bisa menyelamatkan banyak hal.
Selain itu, defensive driving juga memberikan manfaat jangka panjang. Tidak hanya membuat perjalanan lebih aman, tapi juga lebih nyaman. Kita jadi lebih tenang di jalan, tidak gampang stres, dan tentu saja bisa menghemat biaya perbaikan kendaraan akibat tabrakan kecil yang sering terjadi karena kurang hati-hati.
Jadi, Apa yang Bisa Kita Ambil?
Mengemudi defensif bukan berarti kita selalu benar dan orang lain salah. Justru sebaliknya, kita sadar bahwa semua orang bisa melakukan kesalahan di jalan. Dengan berpikir begitu, kita jadi lebih bijak dalam mengambil keputusan saat mengemudi. Jadi, kalau besok atau nanti harus turun ke jalan, coba terapkan tips sederhana defensive driving ini. Ingat, keselamatan bukan hanya soal sampai tujuan, tapi juga bagaimana kita sampai dengan selamat, tanpa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI