Mohon tunggu...
Alrid Ramadhan
Alrid Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030071 UIN Sunan kalijaga

gabut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kucing dengan Parasut: Kisah Unik Penyebaran Kucing di Kalimantan Tahun 1960

29 Februari 2024   13:57 Diperbarui: 29 Februari 2024   13:58 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Kucing dengan Parasut|sumber gambar: borneoglobe.com

Pada tahun 1960, sebuah kejadian unik terjadi di wilayah Kalimantan yang menghebohkan banyak orang. Ribuan kucing dijatuhkan menggunakan parasut di berbagai daerah di Kalimantan. Kejadian ini merupakan upaya manusia untuk mengendalikan populasi tikus yang merusak tanaman padi dan menyebabkan kerugian bagi petani lokal. Namun, penyebaran kucing ini juga memiliki dampak yang beragam.

Penyebaran kucing dengan parasut ini dilakukan oleh pemerintah setempat dengan harapan dapat mengurangi jumlah tikus yang merusak hasil panen. Kucing dipilih sebagai solusi karena mereka merupakan predator alami tikus. Dengan memperkenalkan kucing ke daerah-daerah yang terkena wabah tikus, diharapkan populasi tikus dapat dikendalikan secara alami tanpa perlu menggunakan pestisida yang berbahaya bagi lingkungan. 

Wabah tikus|sumber gambar: idntimes.com
Wabah tikus|sumber gambar: idntimes.com

Namun, kehadiran ribuan kucing ini juga mengubah dinamika ekosistem Kalimantan. Selain memburu tikus, kucing juga memangsa spesies lain seperti burung dan hewan kecil lainnya. Kucing yang diterjunkan juga dapat memburu dan memangsa satwa liar yang merupakan bagian dari ekosistem Kalimantan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan populasi beberapa spesies, terutama spesies yang tidak memiliki pertahanan yang kuat terhadap predator seperti kucing. Kehadiran kucing dapat mengganggu rantai makanan di ekosistem. Jika populasi satwa mangsa berkurang akibat perburuan oleh kucing, hal ini dapat berdampak pada spesies lain yang bergantung pada satwa mangsa tersebut sebagai sumber makanan. Gangguan pada rantai makanan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Kucing yang diterjunkan di Kalimantan bukanlah spesies asli dan dapat bersaing dengan spesies kucing liar lokal. Persaingan ini dapat menyebabkan penurunan populasi kucing liar lokal dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan menyebabkan penurunan populasi beberapa spesies asli Kalimantan. Dampak ini perlu diperhatikan agar tidak mengganggu keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.

Selain itu, penyebaran kucing dengan parasut juga menimbulkan masalah kesehatan. Kucing yang diterjunkan ke Kalimantan membawa penyakit yang dapat menyebar ke hewan lain dan manusia. Beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat penyebaran kucing tersebut antara lain:

1. Penyakit Toxoplasmosis: Penyakit infeksi akibat parasit Toxoplasma gondii yang umumnya menular dari kotoran kucing. Infeksi ini pada umumnya tidak menyebabkan keluhan, tetapi bisa menyebabkan masalah kesehatan serius jika terjadi pada ibu hamil atau orang dengan daya tahan tubuh lemah.

2. Penyakit Campylobacteriosis: Campylobacteriosis dapat menyebar melalui kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan kotoran mereka. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan saat berinteraksi dengan kucing, terutama jika Anda sedang membersihkan kotak pasir mereka atau menangani kotoran.

3. Penyakit Panleukopenia: Salah satu penyakit akibat infeksi virus yang menyerang kucing. Penyakit ini sangat mudah menular ke sesama kucing dan bisa berbahaya apabila tidak ditangani. Virus ini dapat menginfeksi dan merusak organ tubuh kucing, seperti sumsum tulang, usus, dan kulit.

4. Gangguan alergi: Beberapa orang mungkin mengalami alergi terhadap bulu atau air liur kucing. Penyebaran kucing dengan parasut dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan alergi bagi individu yang sensitif terhadap alergen kucing. Kucing yang diterjunkan ke Kalimantan juga dapat mengganggu kesehatan masyarakat setempat. Kucing liar yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah seperti penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan, dan gangguan kebersihan di sekitar permukiman manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun