Mohon tunggu...
Alpi AnwarPulungan
Alpi AnwarPulungan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa yang merantau ke Malang hanya karena membaca novel Apa pun Selain Hujan

Lahir di sebuah desa terpencil di Sumatra Utara, tepatnya di desa Sorimadingin Kabupaten Tapanuli Selatan. Saat ini tengah menempuh studi S1 pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, angkatan 2017 dan mengambil minat sastra. Dulu memiliki hobi memangkas rambut dan bermain sepak bola di perbatasan kampung di dekat sungai Angkola tetapi sekarang mulai menyukai film-film Bollywood dan menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Pengujung Tahun 2020 Baru Nonton Mini Series "Pulang-Pulang Ganteng" Ya Allah ke Mana Saja Saya Selama Ini?!

26 Desember 2020   07:14 Diperbarui: 26 Desember 2020   07:19 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gilang mengajari Faiz cara meluluhkan hati seseorang (Instagram Pulang-Pulang Ganteng)

Sebagai seorang yang sudah menggeluti dunia perbotakan selama hampir 10 tahun, meskipun tidak pernah bekerja di Barbershop, saya akhirnya menemukan satu film yang setidaknya bercerita tentang kehidupan seorang tukang cukur dan suka dukanya. Ya! Itu adalah Pulang-Pulang Ganteng. sederhana tetapi jauh dari balutan FTV.

Bagi kalian yang suka film komedi yang celetukan-celetukannya tidak terduga dan tidak mudah ditebak, namun semuanya tetap masuk akal. Kalian wajib menonton film ini. Saya kira karena film ini hanya tayang di youtube bakal biasa saja dan mudah ditebak. Ceritanya tidak akan jauh dari rumus FTV. Dimana ada seorang yang kaya, berparas cantik dan seorang yang biasa saja, berwajah buruk, bertemu di sekolah kemudian saling jatuh cinta. Tetapi film ini tidak seperti itu. Film ini dengan beraninya keluar dari kebiasaan film Indonesia, di mana biasanya selalu berakhir bahagia, adegannya mudah ditebak, komedinya yang konyol dan terkesan garing.

Pulang-Pulang Ganteng adalah mini series produksi Nightbus Pictures yang bekerja sama dengan Telkomsel, tayang setiap hari selama bulan ramadan. Meskipun hanya mini series, tetapi kualitas film ini berada jauh di atas film-film Indonesia kebanyakan. Pulang-Pulang Ganteng sudah sampai pada season kedua, yakni season satu pada tahun 2016 dan  season dua tahun 2017. Film ini di produseri oleh aktor Rifku Wikana dan eksekutif produsernya Darius Sinathrya. Film ini sendiri bergenre komedi tetapi bukan komedi ala stand up comedian yang seringkali ambigu dan sedikit dibumbui kisah romantis. Lewat sejumlah adegan kilas balik, Rahabi Mandra membangun konteks persahabatan yang menyenangkan.

Film ini berlatar waktu pada bulan ramadahan tentang seorang pemilik barbershop bernama Gilang (Arya Saloka) yang sedang mempertahankan usahanya untuk tetap beroperasi. Di tengah biaya sewa tempat usahanya yang harus segera dibayar, sebuah masalah kembali datang. Kali ini sahabatnya sendiri, Bayu (Putra Dinata) memilih mengundurkan diri dan bergabung dengan barbershop yang lebih ramai. 

Tidak hanya itu, Bayu juga mengajaknya untuk ikut bergabung dengan tempat kerja barunya. Tempat kerja baru itu lebih ramai, strategis dan gaji serta bonusnya juga jauh lebih besar.  Menarik? Pasti. Jika kamu berada di posisi Gilang apa yang akan kamu katakan?  Kalau kata Gilang sendiri, "lebih baik jadi kepala ayam daripada ekor naga". Jjlebbbbbb!! Kalimat-kalimat motivasi seperti itu akan banyak ditemui dan tentunya akan sangat berguna. Kalimat yang sebenarnya biasa saja, namun jika dipahami lebih jauh memiliki makna yang begitu dalam.

Di setiap episodenya kita akan mengikuti kisah Gilang yang selalu ditemani Faiz (M. Iqbal Sulaiman), bocah cilik yang menjadi tukang parkir sekaligus sahabat Gilang. Kesan menyebalkan yang ditampilkan Faiz sangat maksimal. Faiz memiliki kepribadian yang menyenangkan, suka tertawa dan ketawanya menular. Faiz juga seringkali mengganggu Gilang karena masih jomblo dan sering mendoakannya agar cepat diberi jodoh. 

Sementara Gilang hanya bisa tertawa mendengar omongan Faiz yang sok dewasa. Nah, hubungan keduanyalah yang kerap kali mengundang tawa penonton dan juga derai air mata. Di film ini juga dikisahkan bagaimana Gilang bisa bertemu dengan Iqbal. Bagaimana Iqbal yang memutuskan pergi meninggalkan Gilang karena tidak mau disantunin.  Bagaimana Iqbal akhirnya kembali. Dan alasannya kembali adalah salah satu scene paling menyayat hati.

Para pelanggan yang datang ke barbershop pun bermacam-macam tingkah dan perilakunya, tak jarang mengundang gelak tawa. Film ini dengan sangat baik menggambarkan bagaimana keseruan yang terjadi di dalam barbershop. Bagaimana pelanggan yang tertidur ketika di cukur, bagaimana pelanggan mau dicukur kalau kalah main catur, bagaimana pelanggan yang ingin model Justin Bieber dan bagaimana seorang pelanggan (Soleh Solihun) datang ke barbershop karena menemukan selebaran yang dibagikan Faiz di jalanan (siapa yang cukur akan digratiskan asalkan puasa). 

Ketika hendak di cukur, tiba-tiba Soleh Solihun beserdawa. Karena curiga Faiz mendekatinya dan benar saja, ia mencium aroma telor. Soleh Solihun sempat mengelak dengan mengatakan bahwa itu adalah telor sisa sahur. Namun akhirnya Soleh Solihun mengaku dengan syarat diskonnya tidak hilang. Setelah itu kita juga seringkali menyaksikan bagaimana seorang Gilang yang tetap sabar dalam menjalankan puasanya. 

Banyak contoh baik yang dapat kita ambil dari film ini, seperti ibadah lebih utama daripada apapun. Ketika Faiz mengatakan agar Gilang jangan terlalu baik sama orang. Dengan mudahnya Gilang menjawab kalau sabar Gilang tidak sama dengan sabar Faiz. Berbuat baik itu tidak ada batasnya, ucap Gilang. Hingga pada suatu waktu ada seorang perempuan bernama Kalani (Echa Oemry) yang tiba-tiba masuk ingin segera di botak. Sontak Gilang terkejut dan mencoba menenangkan Kalani. Dan karena kejadian itu mereka akhirnya dekat. Pernah suatu waktu Faiz tidak sengaja mengirim foto kepada Kalani dan akhirnya masalah besar terjadi.

Tidak melulu tentang komedi, film ini juga menghadirkan drama yang sungguh menyayat hati. Seperti ketika pemilik tempat meminta uang sewa dan setoran parkir. Gilang harus memilih antara sofa digadaikan atau Faiz harus diusir karena tidak bisa membayar setoran parkir. Tidak hanya itu, ketika mengetahui Faiz tidak bisa membaca. Gilang langsung berencana untuk menyekolahkan Faiz. Adegan tersebut benar-benar membuat mata berkaca-kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun