Mohon tunggu...
Aloisius Johnsis
Aloisius Johnsis Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis yang mengubah rasa menjadi cerita.

Manusia yang senang bercerita, setia untuk menghidupi keyakinannya dan berusaha keras untuk mewujudkan impiannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jokowi: Silahkan Layani Umat

3 November 2015   22:28 Diperbarui: 4 November 2015   10:54 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membuka SAGKI 2015/Foto : Julius Bernhard"][/caption]

Sekitar 500 orang mengikuti Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2015 yang resmi dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin di Kawasan Cimacan, Jawa Barat, Senin (2/11) malam. Perhelatan akbar 5 tahunan  yang kali ini menyoroti fungsi dan keberadaan keluarga dalam mewujudkan nilai-nilai Injili ini berlangsung pada 2-6 November 2015. Menag mengaku sempat khawatir tidak bisa hadir karena harus mengikuti rapat kabinet bersama Presiden Joko Widodo. Pada saat Menag menghadap Presiden untuk meminta izin menghadiri acara SAGKI ke-4 tanpa diduga Jokowi menjawab,“Silahkan layani umat, layani umat!” cerita Menag disambut riuh tepuk tangan peserta SAGKI.

[caption caption="Suasana Pembukaan SAGKI 2015/Foto : Julius Bernhard"]

[/caption]Selanjutnya dihadapan Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Ignatius Suharyo, para Uskup Se-Indonesia dan Dubes Vatikan untuk Indonesia Mgr Antonio Guido Filippazi, Menag menyampaikan rasa syukurnya bisa menghadiri acara SAGKI 2015 ini. Menag juga menyampaikan bahwa pada dasarnya keluarga adalah sekolah pertama dan tempat pembentukan mendasar bagi anak-anak agar menjadi pribadi beriman dan berkarakter sesuai dengan imannya.“Saya sangat bersepakat, sangat setuju, seperti halnya yang disampaikan oleh Ketua SAGKI IV Pastor Hibertus Hartana MSF, bahwa keluarga adalah sekolah yang utama dan pertama,” terangnya.

Keluarga yang mengajari mana yang baik, mana yang pantas, dan mana yang tidak etis. Tantangannya dalam era revolusi komunikasi ini apakah keluarga masih bisa diandalkan sebagai rujukan sementara akses ke pusat-pusat layanan informasi begitu mudahnya digapai. Hakekat agama adalah memanusiakan manusia. Keberagaman merupakan berkat dan sisi positif dalam kehidupan. Namun masih ada saja yang melihat perbedaan sebagai masalah yang akhirnya berujung perang. Oleh karena itu, keluarga menjadi strategis perannya, sehingga orang tua harus mampu menerangkan substansi agama. Menag melihat bahwa umat katolik mempunyai pengalaman yang baik dalam menjaga keutuhan keluarga, khususnya dalam mempersiapkan calon pasutri menuju hidup berkeluarga. “Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) yang diadakan gereja katolik dapat menjadi inspirasi yang membuat kita harus menyiapkan lembaga perkawinan dengan lebih serius lagi. Bangsa kita adalah bangsa yang majemuk dan plural. Nilai agama sudah teruji ratusan tahun kebenarannya,” tutur lukman.

[caption caption="Menteri Agama dalam SAGKI 2015/Foto : www.keuskupanbogor.org"]

[/caption]Diakhir, Menag Lukman berharap kegiatan ini bisa menghasilkan hal-hal yang berguna bagi pembentukan keluarga yang benar-benar menjadi tempat sukacita dan damai, keluarga yang benar-benar Katolik dan benar-benar menjadi warga Indonesia yang cinta kasih sayang di tengah masyarakat yang majemuk. “Semoga kegiatan SAGKI yang ke-4 ini bisa menghasilkan rekomendasi yang baik, bukan hanya untuk Gereja Katolik namun juga memberikan kontribusi yang konstruktif bagi bangsa Indonesia tercinta,” tukas Meteri Agama.

(AJ)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun