Mohon tunggu...
Almunauwar Bin Rusli
Almunauwar Bin Rusli Mohon Tunggu... -

Almunauwar Bin Rusli lahir di Kotamobagu 18 Februari 1994. Saat ini berstatus sebagai Mahasiswa Pascasarjana UII Yogyakarta Bidang Studi Islam Konsentrasi Pendidikan Islam. Almunauwar Bin Rusli tinggal di Perumahan Griya Tugu Mapanget Blok B2 Nomor 18 Manado, Sulawesi Utara. Kontak : 082292011859

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gorontalo Lipu' u

30 November 2015   13:26 Diperbarui: 30 November 2015   14:08 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

1. Dulo ito momongu lipu', lipu' lo hulontalo (mari membangun daerah, daerah Gorontalo). Itu kalimat yang menyambut kedatangan saya  di atas gapura. Konsep ini yang mendorong kesadaran masyarakat lokal untuk banyak berbuat. Karena pesannya dibudayakan dalam bentuk ide, perbuatan, dan benda (bangunan) di jalan raya.

2. Hulontalo lipu'u. Dila ta olipata'u. De tunggulo mate-wau ( Gorontalo Negeriku. Tempat yang takkan kulupakan. Hingga akhir hayat). Itulah sepenggal kata-kata yang digunakan oleh Alim S. Niode dalam bukunya Gorontalo : Perubahan Nilai-Nilai Budaya dan Pranata Sosial. Lagu daerah ini kemungkinan besar ikut juga merekonstruksi gerakan kaum akademsi dalam memperjuangkan Provinsi Gorontalo- selain spirit Nani Wartabone 23 Januari 1942- yang akhirnya terbentuk pada tanggal 16 Februari 2001 di bawah deklarasi yang disampaikan langsung oleh Prof. Dr. Ir. Nelson Pomalingo, M.Pd. Potret ini semakin menegaskan bahwa peran kesenian dan ketokohan sangatlah penting dalam mempengaruhi, menggerakkan, memberdayakan, dan mengembangkan berbagai lapisan sosial.

3. "Adati hulohuloa syara'a, syara'a hulohuloa qur'ania" (adat bersendikan syara', syara' bersendikan kitabullah) adalah prinsip budaya lokal di Gorontalo yang terdiri dari lima unsur utama : (a) Piqili atau sifat batin manusia (b) qauli atau cara bertutur kata yang lemah lembut (c) popoli atau pembawaan diri yang rendah hati. Ada istilah "Wonu motitiwoyoto luntua lo wolipopo" artinya kalau merendahkan diri akan diterangi kunang-kunang dan "To talu iyo-iyomo, to wulea hio-hiongo" artinya di depan tersenyum dibelakang bersedih. (d) qalibi atau hati yang suci dan luhur. (e) ayuwa atau penampilan fisik dan psikis. Kajian budaya ini saya ikuti langsung bersama Prof. Nani Tuloli sebagai pembicara kunci di halaman depan Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Gorontalo 19 Mei 2015.

4. Masyarakat Gorontalo adalah muslim yang taat, kecuali pendatang dan yang pindah agama tetapi tidak fanatik.  Masyarakat Gorontalo sangat menghormati pemimpin yang sering mengarah pada kultus individu selama pemimpin memihak kepada kepentingan rakyat yang diperkuat oleh ajaran Islam. Dalam bahasa adat dikenal " Taa pilopo badari to Allah".

Masyarakat Gorontalo terkenal ramah-tamah tapi mudah tersinggung terutama pada wilayah simbol-simbol budaya dan adat. Masyarakat Gorontalo terkenal pemalu tetapi tidak mau dipermalukan. Sebagaimana kata mutiara "Openu de moputi tulalo bo dila moputi baya". Masyarakat Gorontalo sangat menghargai kebersamaan. Ini adalah hasil pemikiran Prof. Dr. Sahmina Noor, SH yang saya kaji dari tulisan Nizam Dai, h.376-377 dalam satu buku yang berjudul "Menggagas Masa Depan Gorontalo" di ruangan Gorontalo Corner 20 Mei 2015. Tapi, apakah benar budaya motutuhiya merupakan karakter masyarakat Gorontalo yang tersembunyi?

5. Gorontalo Corner merupakan ruangan baru yang saya temukan di dalam Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Gorontalo. Ruangan ini menyimpan arsip-arsip sejarah, budaya, adat, kesenian, bahkan sampai kepada aspek-aspek pendidikan dan pemikiran para tokoh lokal Gorontalo. Bisa dibilang cukup representatif untuk tempat berkunjung para peneliti yang ingin mengkaji daerah ini lebih dalam.

Ruangan yang digagas oleh Basri Amin, Ph.D (menyelesaikan studi doktoralnya di Leiden University, Belanda) ini mengoleksi banyak sekali data-data penting diantaranya (a) Gorontalo : perubahan nilai-nilai budaya dan pranata sosial (b) Gorontalonologi (c) Menggagas masa depan Gorontalo (d) Sang Deklarator : Nelson Pomalingo dalam sepenggal sejarah pembentukkan Provinsi Gorontalo (d) Kamus Indonesia-Gorontalo

(e) Kitab klasik sejarah Gorontalo karangan C.B.H. Von Rosenberg (f) Zur holontalo sprache karangan Wilhelm Joest dan (g) Gorontalosche Spraakkunst karangan J. Breukink. Kesadaran membudayakan arsip bersejarah oleh masyarakat Gorontalo ini patut dicontoh oleh daerah lain termasuk Bolaang Mongondow. Dimana, sejarahnya masih meraba-raba, agak gelap meskipun sekarang satu per satu sudah mulai terungkap.

6. Kultur berbahasa daerah Gorontalo masih begitu kental di lingkungan kampus termasuk dikalangan masyarakat sekitar. Sehingga para pendatang lama-kelamaan akan terpengaruhi dengan logat bahkan sampai bisa berkomunikasi dengan bahasa mereka. Saya melihat, faktor yang menyebabkan hal ini adalah (a) banyaknya ide-ide intelektual yang disalin ke dalam bahasa Gorontalo (b) banyaknya kegiatan diskusi budaya yang diselenggarakan kaum dosen dan Mahasiswa dengan bahasa pengantar Gorontalo (c) banyaknya benda-benda hasil budaya yang memuat tulisan bahasa daerah Gorontalo. Umumnya berisi nasehat kehidupan dan aktif dipromosikan keluar. Sehingga rasa bangga dan rasa memiliki timbul disanubari masyarakat Gorontalo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun