Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Genjrengan Anies Capres 2024 Menjadikan Bangsa Ini Besar?

7 Oktober 2022   15:32 Diperbarui: 7 Oktober 2022   15:46 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istana Merdeka, Jakarta. Foto Credit: Setneg

Bang Anies resmi didklarasikan oleh Surya Paloh sebagai Capres 2024 Partai Nasdem. Masih menunggu dua Parpol lain untuk memenuhi persyaratan ambang batas minimal 20 persen perolehan kursi DPR dalam Pileg 2019 yang lalu. Sementara diperkirakan yang paling dekat untuk bergabung adalah Partai Demokrat dan PKS. 

Hal ini dikemukakan sendiri oleh Paloh di Nasdem Tower pada tanggal 3 Oktober yang lalu. Kutipan pernyataan ini sebagaimana dilansir oleh Kompas.com, adalah "Soal PKS dan Demokrat, dari apa yang saya pahami sebagai praktisi politisi, insya Allah semua menyatukan pikiran, semangat, tekad, bersama dengan Nasdem." Bang Anies sendiri terkesan lebih menyerahkan isu koalisi ini ke elit Nasdem.

Beberapa hari sebelum deklarasi ini, tanggal 29 September, Ketua DPP Nasdem, Willy Aditya, menyatakan koalisi dengan Demokrat dan PKS hampir final, sudah sekitar 80 persen.   

Beberapa faktor, menurut Willy, yang menjadi agenda pembahasan mencakup penunjukan Cawapres, pemilihan momentum, dan pembentukan platforms bersama. Hingga deklarasi tanggal 1 Oktober itu kelihatanya posisi kesepakatan Tri Parpol ini belum beranjak dari angka 80 persen itu. 

Menggelitik untuk bertanya apakah ada terminal waktu untuk menyelesaikan yang 20 persen itu? Apakah yang 20 persen itu lebih pada mencari kesepakatan Cawapres atau merupakan kombinasi dari faktor momentum dan pembentukan platform. Soal momentum ya itu sangat subjektif dan kita tunggu saja momentum bagaimana yang akan dipilih oleh Trio Parpol ini.

Sekarang soal platform. Umumnya ini diasosiasikan dengan porsi parpol dan profesional dalam kabinet nantinya. Misalnya, 60 dan 40, 60 persen Parpol dan 40 persen profesional, atau, sebaliknya, atau, dengan angka lain yang disepakati bersama. 

Profesional yang dimaksud disini adalah orang yang tidak secara resmi menjadi anggota partai politik. Apakah orang itu memang memiliki jejak digital di bidangnya atau tidak, biasanya tidak dipermasalahkan.

Lebih spesifik lagi, adalah mencari kesepakatan untuk formula porsi menteri kabinet bagi masing-masing Trio Parpol ini. Juga, sangat mungkin sekali kesepakatan jatah menteri kabinet untuk Parpol lain yang akan bergabung baik menjelang atau Pasca Pilpres itu sendiri. Diatasnya, dipersepsikan oleh publik, adanya kesepakatan terkait reshuffle kabinet.

Platform yang lebih substantif seperti dengan bidang politik dan demokrasi, supremasi hukum, ekonomi dan utang negara/BUMN, pendidikan,  pertahanan negara, keamanan dan ketertiban umum, seni, budaya,  dan olah raga, biasanya, jika ada, akan bersifat umum sekali. 

Misalnya, platform itu tidak akan sampai pada substansi model atau platform untuk meningkatkan penghasilan per kapita, atau, model untuk menjamin tidak ada lagi fakir miskin dan anak terlantar yang tidak dipelihara oleh negara., dan model untuk pembinaan klub-klub olah raga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun