Mohon tunggu...
Kang Mizan
Kang Mizan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bak Pungguk Merindukan Bulan, Bansos Tepat Sasaran

16 Mei 2020   16:44 Diperbarui: 17 Mei 2020   11:08 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Cayman Compass | Ilustrasi Perlunya Design Alternatif Target Penerima Bansos

Ngawurnya bantuan sosial pemerintah itu masalah Jadul. Sudah ada sejak Indonesia merdeka berlanjut ke era-era berikutnya hingga era reformasi saat ini.

Kesalahan Yang Dibiarkan Berlarut-larut

Namun, itu hanya seperti riak di telaga yang luas dan segera lenyap begitu saja. Beriak kembali dan kemudian hilang begitu saja. Demikian seterusnya bergulir dalam siklus Pilpres yang satu ke Pilpres yang lain.

Penerima Bansos yang orang itu lagi orang itu lagi terus berlanjut. Orang miskin yang merasa tidak berdaya untuk mendapatkan Bansos ya berdiam diri karena masih dapat makan seadanya. Kementerian sosial merasa sudah melaksanakan tugasnya dan bisa sosialisasi sana sini dengan sumringah. Pemerintah daerah juga terus bersuara bahwa mereka sudah melaksanakan program Pro Poor dengan baik.

Ironisnya banyak pejabat pemerintah yang terjerat kasus hukum Bansos. Namun, diyakini bahwa sangat banyak yang lolos dari jeratan hukum. 

Window Dressing Data Kemiskinan

The show must go on. Pemerintah setiap tahun terus melansir angka-angka kemiskinan. Pemerintah juga dari tahun ke tahun melansir berbagai program bantuan sosial mulai dari PKH, BPNT, Bos, dan lain sebagainya.

Itu merupakan rutinitas pemerintah untuk mengklaim keberhasilan pembangunan dengan memperlihatkan kurva kemiskinan yang terus menurun dari tahun ke tahun. Publik menyikapinya seperti alunan tembang pengantar bobo. Mayoritas kita cuek dengan angka kemiskinan BPS ini. 

Sengkarut Bansos ditengah Wabah Virus Corona

Badai pandemi korana menghantam Indonesia. Angka kasus positif dan kematian relatif tidak begitu meresahkan. Namun, jumlah pengangguran dan kemiskinan massal terdengar seperti gempa dengan amplitudo lebih dari 6.0 skala Richter. Gema rintihan puluhan juta orang-orang yang membutuhkan penyambung hidup menggoyahkan sendi-sendi politik dan pemerintahan. 

Pemerintah, Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah kabupaten kota panik. Bansos dalam berbagai bentuk dikucurkan. Namun, orang yang menerima yang itu lagi dan yang itu lagi, pada umumnya. Orang-orang miskin baru  bernasib sama dengan orang miskin lama yang sudah sejak dahulu terlewatkan sebagian angkat suara dengan keras. Namun, tanggapan dari pemerintah hanya sayup-sayup saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun