Mohon tunggu...
Almira Dwixie D
Almira Dwixie D Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Universitas Diponegoro

KKN Tim II Universitas Diponegoro Periode 2020/2021 - Dosen KKN : Dr. Ana Silviana, S.H, M. Hum - Pejabat P2KKN : Triyono., S.H, M.Kn

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wujudkan Desa yang Siap dan Peduli terhadap Pemulasaran Jenazah COVID-19

6 Agustus 2021   14:02 Diperbarui: 6 Agustus 2021   19:01 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang (6/8) - Mahasiswa KKN UNDIP melakukan rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi mengenai pemulasaran jenazah akibat COVID-19 di masyarakat. Kegiatan ini merupakan realisasi dari salah satu program KKN Tim II UNDIP Periode 2020/2021 yang bertema "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)" sebagai bentuk pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat setempat.

Pasien yang meninggal dunia akibat COVID-19 berjumlah 4,16 juta di seluruh dunia. Sedangkan pasien COVID-19 yang meninggal dunia dilaporkan bertambah 2,8% menjadi 95.723 di Indonesia. Dan total kasus COVID-19 yang meninggal dunia di Semarang yaitu sebanyak 4.123.

Mahasiswa KKN UNDIP mengadakan sosialisasi mengenai pemulasaran jenazah akibat COVID-19 dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan melawan stigma buruk masyarakat terhadap pemulasaran jenazah COVID-19. Tentunya kami semua sangat tidak berhadap terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, namun sosialisasi ini dapat menjadi antisipasi keadaan darurat apabila terdapat warga yang meninggal akibat COVID-19 dan tidak sempat mendapat pertolongan dari fasilitas kesehatan, sehingga tatalaksana pengurusan jenazahnya bisa mengikuti alur yang telah ditentukan sesuai dengan hukum dan ketentuan medis. Program ini diselenggarakan di wilayah RW 03 Kelurahan Kaliwiru, Kecamatan Candisari, Kota Semarang.

Mahasiswa KKN UNDIP memberikan poster dan booklet pada kegiatan sosialisasi ini. Poster ditempel pada tempat-tempat yang sering dilewati oleh warga Kelurahan Kaliwiru dan didampingi oleh ketua RT setempat. Selain itu, booklet yang merupakan penjelasan lebih lengkap dari poster juga diberikan kepada masing-masing ketua RT setempat sebagai panduannya. 

Kemudian, mahasiswa KKN UNDIP menjelaskan isi poster dan booklet kepada ketua RT dan warga setempat mengenai ketentuan umum dan hukum syara', prosedur pelaporan kematian di masyarakat, prosedur konfirmasi/persiapan satuan gugus tugas, prosedur penanganan jenazah, prosedur memandikan jenazah, prosedur mengafani jenazah, prosedur menshalatkan jenazah, dan prosedur menguburkan jenazah dengan bahasa awam yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut mahasiswa KKN UNDIP tetap menjaga protokol kesehatan ketat untuk menghindari transmisi COVID-19. Mahasiswa KKN UNDIP juga memberikan materi poster dan booklet secara daring melalui e-poster dan e-booklet sehingga lebih mudah disebarkan kepada grup WA warga setempat dan disertai dengan penjelasan dan juga diskusi tanya jawab seputar sosialisasi sehingga lebih interaktif.

dokpri
dokpri
Ketua RW dan Ketua RT setempat sangat menerima dengan baik terhadap kegiatan sosialisasi pemulasaran jenazah COVID-19 karena merupakan hal yang baru bagi warga setempat sehingga dapat meningkatkan wawasan pengetahuan.

"Selama pandemi COVID-19 terdapat 3 warga Kelurahan Kaliwiru yang meninggal akibat COVID-19, saat itu saya tidak tahu alur pelaporan kematian sesuai dengan ketentuan medis yang ada. Dengan adanya sosialiasi terkait pemulasaran jenazah COVID-19 ini, sangat bermanfaat terutama bagi saya dan warga lainnya sehingga tidak ada  misinformasi dan dapat ditangani dengan aman sesuai protokol yang ada." Ujar Yasin selaku Ketua RT, Minggu (1/8).

Selain itu, Sukamto, warga Kelurahan Kaliwiru sangat berterima kasih karena mendapatkan informasi baru terkait desa yang siap tanggap dan peduli terhadap pemulasaran jenazah COVID-19 sehingga menambah pengetahuan dan melawan stigma buruk masyarakat dalam menangani pemulasaran jenazah COVID-19 terutama memandikan, mengafani, dan menguburkan. Namun, penanganan pemulasaran COVID-19 tentu saja harus bekerja sama pada berbagai pihak, mulai dari pemerintah, puskesmas/satuan gugus, dan masyarakat.

"Kami sangat tidak berhadap terjadi situasi yang tidak diinginkan, kalaupun nantinya kondisi itu benar-benar terjadi harapannya warga desa siap dan peduli disetiap prosesi pemulasaran jenazah COVID-19 yang sesuai standar sehingga masyarakat tidak takut dan bersedia menjadi relawan petugas pemulasaran jenazah akibat COVID-19." Ujar Sukamto warga Kelurahan Kaliwiru, Minggu (1/8)

Penulis : Almira Dwixie Dhara Desira -- Prodi Kedokteran, Fakultas Kedokteran

Editor : Dr. Ana Silviana, S.H, M.Hum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun