Mohon tunggu...
Almer UlulAlbab
Almer UlulAlbab Mohon Tunggu... Mahasiswa IAI Tazkia Jurusan Ekonomi Syariah

Seorang Mahasiswa IAI Tazkia Prodi Ekonomi Syariah yang suka menulis berbagai hal lintas tema tidak menentu

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

7 Strategi Sektor Swasta Menghadapi Perubahan Iklim dengan Climate Management

28 Agustus 2025   09:55 Diperbarui: 28 Agustus 2025   09:55 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poster climate managenet. sumber: canva.com

Contohnya, proyek adaptasi air di Umbulan, Jawa Timur, merupakan hasil sinergi antara pemerintah daerah dan swasta dengan nilai investasi Rp2,05 triliun.

2. Alokasi CSR ke Proyek Hijau

Sebuah studi oleh Anna Min Du dkk. (2024) menegaskan bahwa dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang dialokasikan ke proyek lingkungan, terutama adaptasi perubahan iklim, memiliki pengaruh besar dalam mencegah krisis iklim.

Alih-alih hanya memberikan bantuan sosial, dana CSR kini dapat diarahkan ke konservasi hutan, restorasi lahan gambut, edukasi lingkungan, atau penyediaan infrastruktur adaptif seperti penampung air hujan di daerah rawan kekeringan.

3. Mendukung Green Wakaf

Konsep Green Wakaf adalah pendekatan inovatif yang menggabungkan prinsip wakaf dengan pelestarian lingkungan. Wakaf bisa digunakan untuk membiayai pengelolaan hutan lestari, pengembangan energi terbarukan, konservasi satwa liar, atau penelitian ekosistem.

Perusahaan bisa mendorong CSR atau kolaborasi publik-swasta dalam bentuk green wakaf, sebagai bentuk tanggung jawab jangka panjang terhadap bumi.

4. Menggunakan Bahan dan Kemasan Ramah Lingkungan

Langkah konkret yang bisa segera diimplementasikan adalah mengurangi penggunaan plastik dan bahan kimia, serta beralih ke kemasan biodegradable, dapat didaur ulang, atau berbasis tumbuhan dan juga kemasan reusable.

Tidak hanya berdampak pada lingkungan, konsumen juga kini lebih tertarik pada produk dengan kemasan hijau, sehingga ini juga berkontribusi pada keunggulan kompetitif perusahaan.

5. Aktif Melakukan Edukasi Lingkungan

Perusahaan masa kini memiliki platform sosial media dan media internal yang luas. Alih-alih hanya promosi produk, platform ini bisa menjadi alat edukasi untuk:

  • Mengedukasi publik soal bahaya krisis iklim
  • Menjelaskan langkah hijau perusahaan
  • Menginspirasi aksi kolektif

Contohnya, New Belgium Brewing memproduksi "Torched Earth Ale", bir yang mencerminkan rasa produk di masa depan jika iklim tidak dikendalikan sebagai kampanye edukatif yang kreatif.

6. Mendukung Pasar Karbon

Pasar karbon memberikan ruang bagi perusahaan untuk menjual atau membeli kuota emisi karbon sebagai bagian dari sistem perdagangan emisi. Jika suatu perusahaan menghasilkan emisi melebihi batas, ia bisa membeli kuota dari perusahaan lain yang menghasilkan emisi lebih rendah.

Di Indonesia, pasar karbon diawasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan difasilitasi oleh Bursa Karbon Indonesia. Dukungan terhadap mekanisme ini bukan hanya menciptakan insentif finansial untuk menurunkan emisi, tetapi juga mendorong pengembangan proyek-proyek hijau.

7. Melakukan Carbon Offset

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun