Mohon tunggu...
Al Makur
Al Makur Mohon Tunggu... Petani - Anak petani

Albertus Makur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sungguh cinta ini tak bertuhan

6 Juni 2020   17:40 Diperbarui: 6 Juni 2020   17:46 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam dari saya buat kamu. Banyak hal yang terdugakan yang mungkin bisa terjadi dengan kita berdua, setela waktu itu aku berkunjung ke kos kamu, tapi mohon maaf aku tidak menceritakan tentang itu semua. Kita kebanyakan berkomunikasi lewat telponan(loong distant relasionship) atau justru diminta untuk banyak berimajinasi yang seharusnya secara fisik dilakukan. BeRomantika  dan mungkin hanya sebatas skenario buat mewarnai hubungan kita ini, mengejutkan sekali ceritanya jika ketika gubuk hati ini harus kamu tahu tentang cerita diwaktu itu. 

Tapi demi kelanggengan hubungan kita aku tetap untuk berpositip thingking, barangkali kamu memang benar benar tak punya waktu untuk sementara. 

Dek biar kamu tahu...mawar yang layu itu telah kehilangan separu hatinya yang pilu lalu pergi meninggalkannya, dalam rinduh dan tamaran ia hanya biya menatap sayup

Akupun pada waktu itu sempat menggigit jari tunjukku dan menatap kedepan tak tauh aranya sebenarnya yang pasti itu karena kegelisaan hingga hanya hidup dalam utopi belaka  semata mata hubungan kita hanya benar benar hidup diatas panggung sandiwara.

Mudah mudahan apa yang aku pikirkan  bukan seperti itu yang sebenarnya tapi impianku akan mawar yang harum itu belum kutemu i pada dirimu.

Ok silakan ngopi saja biar tidak salah paham secangkir kopi ini cukup harum semerbak dan istimewa rasanya kalau dicicipin.

Heheh anggaplah ini secangkir kopi kenangan akan tetapi aromah kopi ini tidak menghilangkan rasa kesalku. 

Kalau aku mau jujur hati ini sangat tulus untukmu dan sedang mencari cara buat kamu pahami....apa mungkin punya prespsi yang berbeda tentang hubungan jika logika dan hati itu tidak sejalan kalau menurut saya sih apa salahnya apabila kita harus sejalan dulu kalau mengangkat konsep tentang hati. Singkat sekali ceritsnya ketika temanku menghibur aku sambil menikmati seduhan kopi dan menikmati senja dikala itu. 

Bayang bayangmu tetap ada sampai saat itu bahkan mimpi tentangmu menjadi prioritas dalam keseharianku. Sebelum makan mesti ingat kamu, sebelum tidur ingat kamu bahkan kamu itu hadir disetiap moment jadi tidak salah lagi dengan hal itu semua karena aku sudah terlanjur mencintaimu. 

Salam ya dek

Laki laki itu tidak menangis tapi 

Hatinya berdarah dek

Kuharap kamu pahami akan hal itu 

Mohon maaf dasar cintaku sudah tak bertuha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun