Mohon tunggu...
Alma Tiara
Alma Tiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ia tertarik untuk belajar menulis sastra dengan merangkai kata dan diksi sebagai luapan emosi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pilihan

15 Juni 2023   13:49 Diperbarui: 15 Juni 2023   13:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Merah atau biru?"

"Panas atau dingin?"

"Manis atau pahit?"

 

Setiap harinya selalu ada yang membuat isi kepala berputar kebingungan.Ya, hidup memang tentang sebuah pilihan. Disetiap sudut waktu kau akan temukan yang namanya pilihan. Memang menjengkelkan ketika kita ingin mendapatkan sesuatu, kita dihadapkan dengan sebuah kebingungan.

 

"Dipilih... dipilih ... dipilih."Pedagang yang menawarkan barang dagangannya. Namun mengapa ia juga menawarkan pilihan? Apakah ia ingin membuat pelanggannya kebingungan? atau bahkan mati penasaran?. Namun hanya satu, jelas  ia ingin menghadirkan yang terbaik untuk pelanggannya.

Pedagang menawarkan pilihan dengan menjelaskan dengan jelas, namun bagaimana dengan Tuhan?. Tuhan tak pernah menjelaskan mengapa ia menghadirkan pilihan. Ia memang menghadirkan pilihan namun manusia memilih atas apa yang ia pilih. Tak adil kau bilang?Mari kita buktikan pilihan Tuhan.

Kau tak dapat meminta dilahirkan dari rahim siapa.Namun Tuhan memilihkan sebuah rahim yang pas untukmu hingga kau dapat terlahirkan dengan cantik dan gagah.Coba saja engkau yang memilih, sedangkan kau tidak tahu itu rahim siapa.Bisa saja kau memilih rahim seekor gajah, atau seekor macan mungkin.Hahaha indah bukan?pilihan Tuhan gitu loh.

Tiupan lilin menandakanku bertambah usia. Tak begitu bahagia sebab terlalu banyak yang kurang di atas kue ulangtahun yang bertuliskan namaku dan angka 22 tahun. Harapanku hanya satu, semoga suatu saat nanti aku menemukan apa yang kurang diatas kue merah jambu itu.

"Tuhan, kau pasti sudah memilihkan aku orang yang kau pilih. Kau memasukkannya ke dalam hati, hanya saja kau belum mengizinkan waktu untuk kembali atau menjumpai" 

 

 

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun