Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Telisik Digital Creative Media Asia e University, Selangor, Malaysia

20 Juni 2022   13:30 Diperbarui: 20 Juni 2022   13:42 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan Diaz dalam meraih studi arsitektur, justru mengantarkan sosok berkepribadian tenang ini dalam industri kreatif digital di Asia e University. Uniknya, saat kuliah, Diaz mendulang ilmu dari tiga medium sekaligus; CCT FT Universitas Indonesia, Depok, Mythologic Studio, BSD, dan Asia e University Selangor, Malaysia. Berikut kutipan obrolan dengan Wahyu Satria Diaz.

Ihwal bisa sampai ke Malaysia?

Saya memang punya keinginan untuk menekuni ilmu arsitektur. Waktu itu sederhana sih alasannya, kayaknya bisa bikin rumah (dengan desain) sendiri asyik. Jadi saya mulai mendaftar ke kampus-kampus bergengsi untuk fakultas arsitektur seperti Universitas Indonesia juga Institut Teknologi Bandung.

Di pertengahan jalan, saya mendapati program Center for Computing and Information Technology Fakultas Teknik Universitas Indonesia (CCIT-FT UI). Uniknya, pas bersamaan dengan saya lulus SMA di tahun 2020, yang saat itu pandemi juga lagi mewabah, FT UI ini juga memulai kerja sama dengan Asia e University, Selangor, Malaysia. Salah satu program studi yang ditawarkan adalah Digital Creative Media.

Program studi ini bertujuan mendidik para mahasiswa sebagai kreator konten media kreatif, animasi, game, juga multimedia dengan standard industri internasional. Mereka yang lulus dari program ini nantinya akan mendapat sertifikat profesional dari Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan Mythologic Studio dan gelar kesarjanaan dari Universitas Asia e University, Kualalumpur, Malaysia.

Jadi, selama dua tiga tahun ini saya belajar di Indonesia, dan baru nanti mulai semester ketujuh saya berangkat ke Kualalumpur, Malaysia. Jadi bisa dibilang saya belajar ilmu digital creative media ini di tiga tempat; UI, Mythologic Studio, dan Asia e University. 

Di UI dan Mythologic Studio, konten perkuliahannya lebih berfokus ke dunia industri sedangkan di Asia e University lebih cenderung ke teori. Bahkan ketika saya mengikuti ujian semester di UI, semuanya ujian praktik.


Bagaimana strategi beradaptasi dengan model double orientation program?

Sebenarnya secara model, sama-sama online learning. Bedanya, saya perlu lebih tekun belajar bahasa Inggris dan bahasa Melayu. Ini sangat berguna ketika saya mengakses student's website ataupun soal-soal ujian.

Secara karakter, digital creative media cakupan produknya sangat luas. Apalagi sekarang semua hal cenderung berbasis teknologi. Saya pernah membuat video konten wawancara, media promotion untuk kedai kopi tempat saya bekerja. 

Saya juga mempelajari model 3D dan elemen-elemen animasi seperti rigging. Rigging adalah proses pemberian kerangka atau tulang pada model. Tulang tersebut berfungsi sebagai penggerak bagi model sehingga memudahkan dalam proses animasi. Sedikit saja titik riggingnya salah, model bisa hancur berantakan.

Beberapa saran untuk para video content creator?

Untuk itu, saya belum bisa banyak share karena saya juga baru memulai. Namun, ada beberapa memang yang biasanya menjadi perhatian utama. Pertama, lighting. Pastikan pencahayaan terhadap objek cukup dan sesuai. Ini memudahkan kita saat proses editing. Jadi nggak ribet. Fokuskan pada objek baik benda, peristiwa, ataupun orang. Setelah itu fokus ke konten atau isi.

Seperti waktu itu saya pernah membuat konten video untuk salah satu kedai kopi yang memfokuskan pada objek manusia "anak metal" yang mengonsumsi satu minuman yang juga mencirikan karakter minuman yang "keras" khas anak metal. Seperti apa pun teknik pengambilan gambar, baik foto atau video, nomor satu tetap perhatikan kontennya. Pastikan pesan inti dapat tersampaikan ke audience. Bisa juga belajar dari berbagai teknik yang banyak tersedia di YouTube.

Apa saja yang dipelajari di digital creative media?     

Di Asia e University lebih ke hal-hal yang teoretikal-fundamental. Praktik cukup minim namun pengetahuan luas karena materinya benar-benar lengkap. Misalnya cara membuat objek organik seperti manusia yang memang tidak mengenal bentuk lancip. Semua teknik pembuatannya diajarkan. 

Nah, "kekurangan" dari sisi praktik ini kemudian dilengkapi di FT UI dan Mythologic Studio. Di kedua institusi dan korporasi ini semua practical oriented. Pernah juga bekerja sama dengan Balai Diklat Indonesia di Bali. Kita semua belajar di FT UI dengan para pengajar dari Mythologic Studio.

Pesan untuk para calon mahasiswa (desain)?

Niat. Apa pun studi yang kalian ingin tekuni maka nomor satu adalah niat. Saya pun dulu sama sekali tidak mengenal seluk-beluk desain karena memang cita-citanya lebih mengarah ke arsitektur. Jadi sempat juga merasa minder apakah nanti mampu atau tidak. Dan ternyata pas kuliah semua diajari dari level dasar. Ditambah, teman-teman di kampus saling support.

Khususnya di digital creative media Asia e University dari sisi biaya kuliah juga relatif sama dengan kampus swasta lainnya. Bedanya dengan kampus lokal, kita dapat benefit international bachelor. Pas nanti lulus pun tidak perlu khawatir, even hampir setiap lembaga, termasuk rumah sakit pun, semuanya butuh sisi desain. Apalagi sekarang era digital. Mulai dari yang kita pegang sampai yang kita lihat semuanya serba digital.

Presiden Joko Widodo saat meresmikan BLK Komunitas di Kendal Jawa Tengah, tiga tahun lalu menyampaikan, "Lebih dari ijazah, dunia saat ini membutuhkan skill." Kecakapan kita dalam menguasai salah satu skill ini, yaitu digital creative media akan membantu kita menjadi bagian dari generasi yang memberi kontribusi positif bagi bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun