Mohon tunggu...
Agus Sujarwo
Agus Sujarwo Mohon Tunggu... Guru - Founder Imani Foundation

Founder Imani Foundation

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Rahim Agung Aminah

28 Februari 2022   16:40 Diperbarui: 28 Februari 2022   16:42 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tepat 50 hari setelah penyerbuan pasukan gajah ke Kabah, usia kandungan Aminah telah mencapai usia sembilan bulan. Detik-detik kelahiran sang buah hati kian mendekat. Aminah mulai merasakan ada yang bergerak-gerak cepat di dalam rahimnya. Semakin lama gerakannya semakin kuat. Aminah tidak kuasa menahan rasa sakit. Keringat mengucur deras dari tubuhnya. Tangannya mencengkeram kain selimut, menahan rasa sakit yang teramat sangat. Tidak lama berselang, keluar sesosok bayi mungil dari rahim Aminah: Muhammad Sulaiman al-Manshurfuri, sosok yang kemudian mengubah wajah peradaban dunia.

Jika kemudian kita mencoba berbalik arah mundur ke belakang. Proses penciptaan janin manusia, tidak terkecuali Muhammad, sangatlah rumit. Bermula dari sebuah sel tunggal dalam rahim, sel ini kemudian membelah menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, lalu membelah lagi menjadi enam belas, dan terus membelah hingga membentuk segumpal daging, membentuk lengan, kaki, juga mata. Gumpalan daging ini terus tumbuh 100 miliar kali lebih besar dan enam miliar kali lebih berat dari sel awal.  

Meskipun begitu, sel tunggal ini baru akan terbentuk setelah adanya peran sperma dari sang ayah. Sperma adalah sel yang bertugas mengantarkan muatan data genetis ayah ke dalam sel telur ibu. Bila diamati lebih dekat, sperma terlihat seperti mesin yang khusus dirancang untuk mengangkut muatan ini. Bagian depan sperma tertutup oleh pelindung. Terdapat juga lapisan pelindung lain di bawah lapisan pelindung utama ini. Nah, di bawah lapisan pelindung kedua inilah muatan sangat berharga dibawa. Muatan ini berisi 23 kromosom yang berasal dari tubuh ayah. Segala informasi dalam tubuh manusia tersimpan dalam kromosom ini. Agar bayi terbentuk, 23 kromosom dalam sperma harus bersatu dengan 23 kromosom dalam sel telur ibu. Dengan cara ini, bahan dasar manusia berupa 46 kromosom baru akan terbentuk.

Sampai di sini dulu, mari bertanya. Bagaimana sel sperma tahu bahwa ia akan mengangkut muatan genetis yang ia ambil dari tubuh ayah untuk dibawa ke tubuh ibu yang akan menjadikannya hidup hingga kepala atau bagian depannya harus memiliki pelindung? Bagaimana sel sperma tahu bahwa ia akan menembus membran sel dengan sejumlah senjata kimia yang terpasang di balik pelindung? Dan pertanyaan paling sederhana sekalipun adalah bagaimana kelak sel tunggal yang sudah terbentuk tidak akan pernah salah merancang bagian-bagian tubuh manusia, atau lebih dramatis lagi, bagaimana ia akan menentukan pilihan perihal jenis kelamin yang akan dilahirkan?

Mari yakini bahwa hingga paragraf di atas saya tuliskan, mustahil semua struktur sel, tugas yang ia lakukan, dan peristiwa yang ia alami adalah sebuah kebetulan. Semua telah dirancang dengan sangat matang dan sempurna oleh sang Maha Pencipta. Seperti terungkap dalam Quran Surat Alqiyamah ayat 36 -- 40, "Allah berkata, 'Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang laki laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?'"

Kendali Tindakan

Tulisan-tulisan yang berjiwa selalu melalui proses kreatif "pematangan sel gagasan" yang sempurna. Sama persis seperti janin yang ada dalam tubuh seorang ibu. Pematangan sel gagasan ini membutuhkan waktu bermenit, berjam, berhari, bahkan berbulan-bulan sebelum kemudian terlahir menjadi sebuah mahakarya.

Saat Anda sudah memiliki sebuah gagasan, maka gagasan itu ibarat sel tunggal dalam rahim yang membutuhkan perlindungan. Perlindungan agar ia terus tumbuh menjadi puluhan kalimat, ratusan kalimat, hingga ribuan, dan bahkan jutaan kalimat di dalam "rahim" yang Anda miliki. Rahim ini adalah medium yang Anda gunakan untuk melindungi sel gagasan. Rahim ini dapat berupa buku catatan kecil yang sering Anda bawa saat bepergian, mirrorless camera yang sering menemani Anda saat beraktivitas, hingga komputer mobile yang sering Anda manfaatkan untuk keseharian.

Dan penting untuk dipahami, seperti halnya sel tunggal yang membutuhkan sperma, sel gagasan Anda juga membutuhkan sel gagasan lain yang bersumber dari luar diri Anda; buku yang Anda baca, film yang Anda tonton, musik yang Anda dengar, komunitas yang Anda ikuti, kuliner yang Anda cicipi, liburan yang Anda nikmati, olahraga yang Anda tekuni, orang yang Anda cintai, apa pun yang pernah terjadi di dalam kehidupan Anda. Itu berarti ketika Anda telah memiliki sebuah sel gagasan, hal berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah membangkitkan kembali keseluruhan hal di atas untuk Anda arahkan ke dalam sel gagasan yang sudah Anda miliki.

Extra time? Yes! Passion? Absolutely? Pain? Why not. Belajar dari pengalaman saya pribadi, saya rata-rata membutuhkan waktu hingga tiga hari hanya untuk bisa menuliskan paragraf pertama dari tulisan saya. Selama tiga hari itu pulalah saya seperti membangunkan kembali keseluruhan pengalaman hidup yang pernah saya alami untuk kemudian saya pilah dan arahkan agar dapat mendukung sel gagasan utama saya. Butuh kesungguhan dan kesabaran untuk benar-benar bisa melindungi sel gagasan yang saya miliki. Terlebih jika gagasan yang akan dituliskan tersebut memiliki alasan kuat untuk dituliskan.

Rasa "sakit"? Ya dalam beberapa hal juga saya alami. Saya kadang duduk untuk waktu yang lama hanya dengan segelas teh manis atau secangkir kopi dan terus mencoba menemukan sel-sel gagasan baru dari setiap pengalaman hidup yang pernah saya lewati. Di kesempatan lain, saya berulang kali harus menghapus tulisan saya, mengganti, menghapus kembali, mengganti lagi, beralih jeda ke aktivitas yang berbeda sambil berharap untuk menemukan gagasan terbaik. Hingga ujung-ujungnya saat sudah kembali untuk menulis, belum ada gagasan terbaik untuk dituliskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun