Mohon tunggu...
Devi Nur
Devi Nur Mohon Tunggu... Freelancer - Jangan bosan menulis, membaca dan mendengarkan.

Terima kasih sudah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tengok

19 September 2020   16:24 Diperbarui: 19 September 2020   16:27 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu diam. Paham apa nggak? Palingan juga kamu nggak paham. Kamu terlalu lama mikir, eh tapi dulu aku sayang banget sama kamu ya."

Mataku membulat dan melihat kamu yang sudah senyum manis padaku. Senyum itu kenapa tidak berubah? Kenapa masih sama seperti dulu, seperti perasaanku.

"Tapi kalo urusan keyakinan aku nggak bisa tengok kanan kiri."

"Aku paham. Nggak usah dijelasin lagi."

Mood-ku sudah tidak baik sekarang, padahal sungai selalu membuatku baik-baik saja. Sekarang tidak lagi padahal sedang bersama kamu. Dulu, sungai dan kamu adalah obat ketika aku sedang badmood karena hal apapun. Ketika datang bulan, ketika Pak Wahyu marah-marah karena tulisan telat terbit padahal hanya telat 30 detik dan ketika aku menghadapi masalah keluarga.

Semuanya berubah satu bulan lalu. Ketika kamu memutuskan untuk sudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun