"Kamu diam. Paham apa nggak? Palingan juga kamu nggak paham. Kamu terlalu lama mikir, eh tapi dulu aku sayang banget sama kamu ya."
Mataku membulat dan melihat kamu yang sudah senyum manis padaku. Senyum itu kenapa tidak berubah? Kenapa masih sama seperti dulu, seperti perasaanku.
"Tapi kalo urusan keyakinan aku nggak bisa tengok kanan kiri."
"Aku paham. Nggak usah dijelasin lagi."
Mood-ku sudah tidak baik sekarang, padahal sungai selalu membuatku baik-baik saja. Sekarang tidak lagi padahal sedang bersama kamu. Dulu, sungai dan kamu adalah obat ketika aku sedang badmood karena hal apapun. Ketika datang bulan, ketika Pak Wahyu marah-marah karena tulisan telat terbit padahal hanya telat 30 detik dan ketika aku menghadapi masalah keluarga.
Semuanya berubah satu bulan lalu. Ketika kamu memutuskan untuk sudah.