Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anak-anak Ikut Berdemo, untuk Apa?

22 Mei 2015   11:27 Diperbarui: 2 Juli 2015   22:44 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14322604151482817995

[caption id="attachment_419262" align="aligncenter" width="460" caption="Anak-anak SD ini Pagi-pagi Ikut Demo Tolak Penggusuran Warga Ciliwung di Balai Kota | detik.com"][/caption] Miris... Reaksi pertamakali membaca berita anak SD ikut demo di Depan Balai Kota Jakarta, ketika orang tua mereka melakukan aksi menolak penggusuran dari bantaran kali Ciliwung, bahkan ada anak SD yang berteriak meminta pintu pagar segera dibuka (Detik,22/05/2015).

Sulit membayangkan apa yang ada dibenak para orang tua yang mengajak anak-anak mereka berdemo seperti itu, apakah dengan harapan permohonan mereka dikabulkan ataukah ada tujuan lain. Tetapi mengajak anak-anak berdemo bukanlah perbuatan yang bijak, karena secara tidak langsung mengajarkan mereka mencapai tujuan dengan cara yang kurang baik. Anak seusia mereka, bisa pastikan belum mengerti esensi pelaksanaan demo yang dilakukan oleh orang tua mereka.

Pahamkah para orang tua, membawa anak-anak berdemo dengan mengenakan seragam justru memberikan dampak negetif terhadap perkembangan psikologis bukan saja pada mereka (anak-naka) yang terlibat terapi juga pada anak-anak lain yang menyaksikan demo tersebut. Sadar atau tidak, mereka bisa jadi menganggap demo merupakan jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah. Apalagi demo tersebut dilakukan oleh orang tua yang sudah salah menempati bantaran kali yang merupakan daerah terlarang untuk dijadikan tempat tinggal. Dalam benak anak-anak akan tertanam, bahwa sebuah kesalahan tidak perlu diakui tetapi harus dilawan, walaupun dengan cara berdemo.

Mereka akan beranggapan, menempati bantaran kali bukanlah sebuah kesalahan walaupun pada akhirnya akan merugikan diri mereka dan orang lain. Jika kelak demo tersebut tidak berhasil dan tempat tinggal mereka tetap dibongkar oleh Pemda DKI Jakarta, akan timbul anggapan dari mereka bahwa Pemda telah melakukan kesewenang-wenangan, tidak berpihak kepada mereka yang tidak mampu. Orang tua mereka mungkin tidak pernah memberikan penjelasan bahwa lokasi yang mereka tempati sebenarnya termpat terlarang, sehingga terjadi penilaian sepihak dari pemikirian anak-anak dan biasanya akan tertanam sampai mereka beranak-pinak dikemudian hari.

Para guru, hendaknya mengambil peran dalam hal seperti ini, orang tua dan siswa hendaknya dipanggil dan diberikan pandangan tentang dampak positif dan negatif melakukan demonstrasi, apalagi disaat mereka sendang menggunakan pakaian seragam. Apa jadinya anak-anak indonesia jika para orang tua dan guru tetap membiarkan mereka berdemo diusia yang sangat dini dan dengan bangganya berteriak meminta dibukakan pintu pagar serta masih rapinya mengenakan seragam sekolah. Terlepas dari berbagai pendapat lain, saya tidak setuju jika anak-anak dilibatkan dalam kegiatan berdemo seperti ini. Mungkin hari ini berdemo dibalai kota, bagaimana jika suatu saat anak-anak ini melakukan demo didepan kamar orang tuanya yang sedang beristirahat?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun