Mohon tunggu...
Aldy M. Aripin
Aldy M. Aripin Mohon Tunggu... Pengembara

Suami dari seorang istri, ayah dari dua orang anak dan eyang dari tiga orang putu. Blog Pribadi : www.personfield.web.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ahok, USB dan Isu Rasis

30 Maret 2015   19:01 Diperbarui: 10 Oktober 2015   23:49 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427716623624990680

[caption id="attachment_406571" align="aligncenter" width="546" caption="Sekelompok warga Betawi yang mengatasnamakan Masyarakat Anti Rasis (Mars) melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota, Senin (30/3/2015). Mereka merasa tersinggung dengan ucapan Basuki memberi nama calon sapi di PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) dengan nama USB (Untuk Sapi Betawi). Sumber : Kompas.com/Kurnia Sari Aziza"][/caption]

Siapa sih orangnya yang tidak kenal dengan yang namanya AHOK? kalau Basuki Tjahaya Purnama (BTP), mungkin masih banyak yang tidak tahu, tapi kalau sampai tidak mengenal nama AHOK rasanya tidak banyak orang yang tidak kenal.

Gubernur Ahok memang penuh kontrovesi (sekedar untuk tidak mengatakannya fenomenal), dengan gaya bicara super nyablak, tanpa tedeng aling-aling, membuat kuping, mata, telinga, hati, perut, usus bahkan bokong pendengar menjadi merah hidup (atau meminjam istilah Pak De Kartono, Mateng Manggis).  Konsekwensinya, lawan-lawan politik ahok menjadi gampang memelintir pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh sang gubernur.  Apalagi saat ini sang Gubernur sedang dibidik para penembak tak jitu DPRD DKI Jakarta.  Kemana langkah sang bidikan, kesana pula moncong sejata pembidik diarahkan.

Tapi memang dasarnya Ahok, tak perduli  itu semua, kalau mau ngomong ya ngomong saja, padahal yang diomongkan tidak selamanya berkonotasi bahasa toilet, apalagi Bahasa kandang sapi, seperti yang terjadi baru-baru ini, tapi emang dasarnya punya musuh banyak, sang musuh berupaya dengan segala kemampuan untuk mencari kelemahan pak Ahok, sampai Bahasa sang gubernur pun dipelintir maknanya, yang penting Ahok salah, yang penting Ahok lengser, yang penting Ahok dimakzulkan.

Kabarnya, tadi pagi kelompok massa yang menamakan dirinya Mars (Masyarakat Anti Rasis) dan FBB (Forum Betawi Bersatu), menggelar unjuk rasa, unjuk poster, unjuk spanduk dan unjuk taring, hanya karena Ahok memberi nama calon nama anak sapi dengan USB (detiknews menyebut USB singkatan dari Unit Sapi Betawi, sementara kompas menyebut USB singkatan dari Untuk Sapi Betawi).   Karena menurut Koordinator Mars, bung Daud Poliraja, Ahok telah menyebut masyarakat Betawi sebagai sapi, Sapi Betawi.   Sementara Staf Humas Mars, bung Alan mengatakan Pemberian nama anak sapi USB (Untuk Sapi Betawi), telah menyinggung warga betawi.

Ahok sendiri memberikan pernyataan bahwa pemberian nama tersebut bukanlah tindakan rasis, dengan memberikan contoh Sapi Madura, Sapi Bali, tetapi bukanya menyinggung perasaan orang Madura atau Bali, tapi mereka justru bangga karena ada Sapi Madura atau Sapi Bali.

Saya pribadi tidak percaya jika masyarakat Betawi sedemikian mudahnya tersinggung hanya karena seekor calon anak sapi diberi nama USB.  Tapi saya percaya ada oknum-oknum tertentu, terselubung, tak tampak yang mencoba memanfaatkan situasi dan kondisi psikologis masyarakat Betawi.  Buat saya, justru oknum-oknum seperi ini yang perlu di demo, diunjuk rasa, diacungi poster dan ditunjukan spanduk, bahwa mereka telah memanfaatkan nama Betawi dengan tidak semestinya.  Perbuatan mereka justru merendahkan harkat dan martabat orang betawi.  Cara bicara masyarakat betawi memang terdengar kasar dan nyablak, tapi keyakinan saya nurani masyarakat betawi bukanlah nurani yang mudah terbakar hanya karena pemberian nama yang tujuan untuk memperkenalkan bahwa ada juga sapi yang berasal dari betawi.  Seharusnya masyakarat Betawi yang pintar memberikan penjelasan kepada yang belum paham maksud sang Gubernur memberikan nama tersebut, bukannya memanfaatkannya untuk kepentingan oknum-oknum tertentu.

Saya juga percaya, bahwa pemberian nama tersebut tidak dimaksudkan oleh Pak Gubernur untuk mengatakan orang Betawi sapi seperti yang dituduhkan oleh bung Daud Poliraja, tapi hanya sebagai bentuk perkenalan bahwa masyarakat betawi atau setidaknya perusahaan yang berada di bumi betawi mampu menghasilkan sapi-sapi berkualitas baik seperti Sapi Madura yang berasal dari Madura atau Sapi Bali yang berasal dari Bali.

Tapi kemudian saya hanya mampu mengurus data yang tidak rata, tidak montok dan tidak kekar, ternyata yang namanya oknum bisa berbuat apa saja untuk menjatuhkan sang lawan, tiada perduli dengan cara-cara bersih maupun dengar cara-cara kotor.  Ujung dari segala upaya tersebut yang penting sang Knock Out, tersungkur tak mampu bangun sampai hitungan kesepuluh.

Bahkan ujung dari demo tersebut hanya melahirkan kekecewaan perserta demo karena jumlah peserta demo sedikit, bayaran cuma lima puluh reben yang lebih sialnya,  justru tidak bertemu dengan orang yang dianggap telah melecehkan warga betawi hanya karena nama calon anak sapi.

Andai saja nama calon anak sapi itu diganti dengan Untuk Sapi Basuki, apakah akan ada demo penolakan karena pak Gubernur telah semena-mena menggunakan namanya untuk kepentingan pribadi? Entahlah… Saya tak mampu menerka jawabannya.  Mungkin anda bisa memberikan jawaban?

 

Inspirasi Tulisan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun