Mohon tunggu...
ali zahid
ali zahid Mohon Tunggu... dosen

Nama Ali Zahid Habibullah, S.H.Int., M.I.Pol., seorang akademisi dalam bidang ilmu Hubungan Internasional. Saya memiliki minat besar dalam kajian lingkungan hidup dalam Hubungan Internasional serta diplomasi, dan saat ini bekerja sebagai Dosen di Prodi Hubungan Internasional FISIP Unpad. Dalam rangka memperdalam ketertarikan saya terhadap kelestarian lingkungan, saya juga sedang mengembangkan media pembelajaran dalam bidang ekowisata. Dalam setiap kesempatan saya selalu berusaha untuk terus berkembang dan berkontribusi secara positif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

stand up comedy sebagai potensi instrumen diplomasi indonesia ( studi kasus tur dunia stand up comedy pandji pragiwaksono )

17 September 2025   08:59 Diperbarui: 17 September 2025   09:05 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://chatgpt.com/c/68ca12a7-1f00-8330-bed2-2845f88a201d

Terdapat juga komika asal Indonesia lainnya yang telah melebarkan karir stand up comedy nya hingga ranah internasional. Komika tersebut bernama Mohamad Ali Sidik Zamzami atau yang lebih dikenal dengan nama Mo Sidik. Pada tahun 2017 Mo Sidik mengadakan tur dunia stand up comedy dengan judul Fattitude. Tur dunia tersebut dilaksanakan di Brunei Darussalam, Jepang, China, Inggris, Skotlandia, dan Indonesia (Anisa, 2018). Mo Sidik berpendapat bahwa salah satu komika Indonesia yang menjadi sumber inspirasi dalam menjalankan karir di dunia stand up comedy adalah Pandji Pragiwaksono yang disebut sebagai pembuka jalan di kancah komedi tunggal Indonesia.

Belum lama ini Mo Sidik semakin menegaskan karir internasionalnya sebagai komika. Pada tahun 2021 Mo Sidik teraviliasi dengan industri komedi internasional yaitu Comedy Central. Pada April 2021 Mo Sidik resmi menjabat sebagai Country Manager untuk Comedy Central Indonesia. Comedy Central sendiri merupakan jaringan TV Amerika yang dimiliki oleh industri hiburan Viacom. Didirikan pada tahun 1991 di New York, Comedy Central dikenal dengan konten humornya yang berfokus pada orang dewasa dalam berbagai format seperti serial orisinal dan sindikasi, film layar lebar, dan stand-up special (Fast Company, 2021). Karir Mo Sidik dalam industri Comedy Central sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2016. Dimana pada saat itu Mo Sidik terlibat dalam kegiatan dengan judul "Comedy Central Stand-up, Asia!". Kegiatan tersebut terdiri dari delapan serial pendek, diproduksi oleh Comedy Central Asia lewat kerja sama dengan perusahaan hiburan komedi, LOL Events dari Malaysia. Menampilkan ragam penampil, terdiri dari 24 komedian populer Asia dari berbagai wilayah dan penjuru dunia (PR Newswire Asia, 2016). Hal tersebut merupakan gambaran dari peran Pandji Pragiwaksono dalam perkembangan stand up comedy di Indonesia. 

Terdapat sebuah penelitian terdahulu yang membahas mengenai strategic humour. Penelitian tersebut menjelaskan penggunaan humor oleh aktor negara dan non-negara sebagai media komunikasi dalam menanggapi isu-isu internasional (Chernobrov, 2021). Dalam arti lain, strategi humour dapat juga dikatakan sebagai senjata dalam perang narasi antar negara juga sebagai media komunikasi untuk memperoleh dukungan politik dari masyarakat internasional. Humor dalam konteks ini dapat berupa candaan tentang negara atau politisi hinggan penggunaan meme di internet. Dari sudut pandang politik internasional, humor memiliki peran yang cukup besar sebagai media komunikasi terkait aktor dan peristiwa internasional. Seperti yang dikatakan oleh Josep Nye perihal soft power yaitu ketika reputasi nasional semakin bergantung pada "cerita siapa yang menang".

Penggunaan komedi dapat membantu membingkai isu-isu kebijakan luar negeri dalam sudut pandang. Pertama yaitu sudut pandang retoris, humor dapat menyederhanakan suatu fenomena yang kompleks. Dalam bahas lain, penggunaan komedi dapat menyederhanakan komunikasi sehingga pesan yang hendak disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh masyarakat internasional. Yang kedua adalah sudut pandang kognitif, komedi dapat membantu mengatur persepsi dan memori. Dalam arti lain penggunaan komedi sebagai media komunikasi dapat mendukung perubahan persepsi masyarakat karena bentuk pesan yang mudah diingat (Chernobrov, 2021).

Diplomasi publik sendiri merupakan salah satu pendekatan yang digunakan oleh negara dalam memenuhi kepentingannya. Secara konsep dan prakteknya diplomasi publik digunakan untuk mengukur, membangun, dan mengatur reputasi dari suatu negara dengan menempatkan pentingnya nilai simbol dari suatu produk dengan tujuan untuk memperkuat karakteristik khas dari negara tersebut. Diplomasi publik inilah yang nantinya akan mempengaruhi pola dari hubungan antar kebudayaan, promosi ekspor dan investasi asing, hingga pembangunan ekonomi dan turisme dari negara tersebut (Anholt, 2005).

Apabila diplomasi tradisional dikembangkan melalui mekanisme government to government relations, maka diplomasi publik lebih ditekankan pada government to people atau bahkan people to people relations, hal tersebut lebih dikenal dengan istilah second track diplomacy, yang memiliki definisi sebagai upaya diplomasi yang dilakukan oleh elemen-elemen tidak resmi di luar aktor pemerintah (unofficial). Pada konteks ini second track diplomacy bukan berarti bertindak sebagai pengganti first track diplomacy, namun keduanya memiliki pola hubungan mutualisme. Selain itu peranan second track diplomacy ini juga untuk melancarkan persetujuan yang dilaksanakan oleh first track diplomacy, dengan cara mendorong para diplomat untuk memanfaatkan informasi atau hal-hal penting lainnya yang diperoleh pelaku-pelaku second track diplomacy (Mapendere, 2006).

Seiring perkembangan zaman, teori diplomasi mengalai perubahan paradigma khusunya dalam konteks komunikasi politik internasional (Melissen, 2005). Globalisasi dan teknologi membawa perubahan pada struktur tradisional negara. Dalam konteks ini negara tidak dapat lagi mengklaim sebagai aktor tunggal atau dominan dalam mengkomunikasikan kebijakan luar negeri. Hal tersebut melahirkan istilah Diplomasi Publik yang akan dijadikan sebagai alat analisis utama dalam penelitia ini. Terdapat beragam instrumen yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas diplomasi publik. Instrumen tersebut adalah media, internet, publikasi seperti buku dan majalah, film, dan acara (Gonesh & Melissen, 2005). Berdasarkan hal tersebut stand up comedy dapat dikatakan sebagai potensi insturmen dari aktivitas diplomasi publik.

Humor merupakan salah satu cara yang unik untuk mengkomunikasikan ide, oleh karenanya dipilih menjadi alternatif instrumen yang kuat dalam aktivitas diplomasi publik (Rockower, 2012). Sifat komedi yang ringan menghasilkan kemudahan dalam menyampaikan ide. Sehingga, melalui komedi pesan dan maksud politis dapat lebih mudah diterima oleh publik. Disebutkan juga bahwa penggunaan humor sebagai media komunikasi dalam aktivitas politik sudah sering terjadi. Pada negara demokrasi, humor digunakan sebagai media komunikasi dalam kampanye pemilu. Seperti penggunaan lelucon oleh atau tentang para pemimpin politik, dan pengaruh acara komedi populer terhadap opini publik yang akan mempengaruhi perilaku mereka dalam memilih kandidat politisi (Chernobrov, 2021).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Paul Rockower menyebutkan bahwa terdapat beragam contoh kasus penggunaan komedi sebagai soft power oleh Amerika. Salah satu contohnya adalah El Koshary Today di Mesir, sebuah upaya media satir yang mirip dengan The Onion yang merupakan salah satu sumber berita terbaik Amerika. Selain itu terdapat juga komedian asal Amerika, Jon Stewart, dengan acaranya bernama Parazit atau yang dikenal sebagai "Pertunjukan Harian Iran" yang menampilkan program satir yang mengolok-olok rezim Iran dan keistimewaannya. Terdapat juga program VOA OMG Meiyu yang diproduksi kelas bahasa Teenybop yang dirancang untuk mengajarkan bahasa gaul Amerika ke Cina (Rockower, 2012).

Terdapat beberapa contoh lainnya terkait dengan aktivitas stand-up comedy sebagai instrumen dari diplomasi publik. Seperti tur komedi dengan judul Axis of Evil, yang membantu menentang stereotip dan kesalahpahaman dunia Muslim dengan menggunakan satire politik-komedi sebagai media penyampaian pesan. Terdapat juga tur komedi lainnya dengan judul The Muslim are Coming yang dilaksanakan di Amerika untuk membantu mematahkan stereotip dan persepsi tentang arti menjadi seorang Muslim dengan membahas fenomena pengalaman masyarakat Muslim yang tinggal di Amerika. Tur komedi tersebut dilaksanakan lintas negara bagian Amerika Serikat diantaranya Tennessee, Georgia, Alabama, Florida, dan Mississippi untuk memberikan pertunjukan komedi gratis di kafe, pusat komunitas, dan teater yang membahas masalah identitas (Rockower, 2012).

Selain itu, salah satu upaya diplomasi publik yang dilakukan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, adalah mengirim rombongan komedian India-Amerika ke India untuk melakukan diplomasi publik melalui tur stand-up comedy dengan judul "Make Chai Not War". Terdiri dari tiga komedian asal India yaitu Rajiv Satyal, Hari Kondabolu, dan Azhar Usman. Konten dari kegiatan tersebut berisi tentang humor intoleransi agama sebagai sarana untuk menjembatani kesenjangan agama. Alasan Departemen Luar Negeri memutuskan untuk mendukung tur ini dalam rangka meruntuhkan prasangka buruk terkait toleransi beragama dengan bercerita tentang pengalaman yang mereka miliki saat tumbuh sebagai orang India-Amerika di Amerika Serikat (Rockower, 2012).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun