Mohon tunggu...
ALIYOGA FEBRIYANTO
ALIYOGA FEBRIYANTO Mohon Tunggu... PENASEHAT DIRI SENDIRI

Sebagai manusia pada umumnya, saya hadir dengan segala kelebihan dan kekurangan. Merayakan hidup dalam kesederhanaan, menemukan keindahan dalam hal-hal kecil, dan belajar dari setiap langkah. apakah masih berarti jika adab dan ilmu tanpa kejujuran. 1%

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Batas Akal dan Kedalaman Realitas

6 September 2025   17:06 Diperbarui: 6 September 2025   17:04 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Paradoks dalam Tradisi Intelektual Islam: Menjelajahi Batasan Akal dan Kedalaman Realitas

Abstrak 

AbstrakArtikel ini mengkaji konsep paradoks dalam tradisi intelektual Islam, menyoroti perannya dalam berbagai disiplin ilmu seperti ilmu kalam, filsafat, tasawuf, hadis, dan hukum. Paradoks, yang didefinisikan sebagai pernyataan yang tampaknya kontradiktif namun mengandung kebenaran yang lebih dalam, berfungsi sebagai alat untuk mengeksplorasi keterbatasan rasionalitas manusia dan membuka jalan menuju pemahaman transenden. Dengan menganalisis studi kasus dari setiap bidang, artikel ini menunjukkan bahwa paradoks bukan hanya anomali logis, tetapi juga metode pedagogis dan spiritual yang esensial dalam warisan intelektual Islam untuk mendekati realitas Ilahi yang melampaui nalar.

PendahuluanParadoks adalah sebuah fenomena intelektual yang menantang akal sehat. Dalam konteks Islam, paradoks sering kali muncul dalam upaya untuk memahami hakikat Allah (

), hubungan-Nya dengan ciptaan, dan perjalanan spiritual manusia. Konsep ini menjadi krusial dalam disiplin-disiplin ilmu keislaman yang berusaha menjembatani antara yang rasional dan yang transenden. Artikel ini akan mengupas secara mendalam bagaimana paradoks dieksplorasi dalam lima bidang utama: ilmu kalam, filsafat, tasawuf, hukum, dan sejarah.

1. Paradoks dalam Ilmu Kalam (Teologi Spekulatif)

Ilmu kalam adalah disiplin yang menggunakan metode rasional untuk mempertahankan doktrin-doktrin keimanan Islam. Di sini, paradoks sering muncul dalam perdebatan mengenai atribut-atribut Allah dan hubungan antara kehendak-Nya yang absolut (

) dengan perbuatan manusia.

  • Paradoks Predestinasi (Qadar) dan Kehendak Bebas (Ikhtiyar):Ini adalah salah satu paradoks paling fundamental dalam ilmu kalam. Di satu sisi, Al-Qur'an dan Hadis menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Di sisi lain, manusia diberi tanggung jawab atas perbuatannya, yang menyiratkan adanya kehendak bebas.

    • Contoh: Ayat Al-Qur'an seperti surah Al-Insan (76:30), "Dan kamu tidak akan mampu (menentukan kehendak itu), kecuali jika Allah menghendakinya," menunjukkan kehendak absolut Allah. Namun, ayat lain seperti surah Ar-Ra'd (13:11), "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri," menunjukkan adanya tanggung jawab manusia.

    • Solusi: Para mutakallimin (ahli kalam) dari mazhab yang berbeda, seperti Asy'ariyah dan Maturidiyah, menawarkan solusi teologis untuk rekonsiliasi. Asy'ariyah memperkenalkan konsep kasb (

      HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
      Lihat Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun