Mohon tunggu...
aliyah xiaojie
aliyah xiaojie Mohon Tunggu... mahasiswa

baca novel

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Produk Digital vs Fisik: Kenapa Jual Ebook Masih Cuan di Tren Bisnis 2026

15 Oktober 2025   10:50 Diperbarui: 15 Oktober 2025   11:02 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Konsumen modern, terutama Gen Z dan milenial, benci menunggu. Mereka bayar, mereka mau pakai saat itu juga. Ebook adalah produk sempurna untuk memenuhi kebutuhan kepuasan instan ini. Cukup klik, bayar, download, langsung baca!

Bagian 2: Buku Fisik: Kepuasan Sentuhan (The Collector's Market)

Kalau ebook fokus pada utilitas dan kecepatan, buku fisik bergerak ke ranah koleksi dan pengalaman.

1. Buku Fisik adalah Self-Care

Di tengah kepenatan digital, banyak orang kembali mencari ketenangan dengan memegang buku fisik. Buku fisik menjadi produk self-care atau de-stressing.

Tren di 2026 akan menunjukkan peningkatan penjualan untuk buku-buku yang mengedepankan estetika desain (hardcover, kertas berkualitas), buku journaling, buku mewarnai untuk dewasa, atau buku yang berhubungan dengan hobi (crafting, masak, berkebun).

2. Produk Digital Penunjang Fisik (Hybrid Model)

Komparasi yang menarik adalah model hybrid. Kamu bisa menjual buku fisik (misalnya: workbook untuk karir) dan melengkapinya dengan akses gratis ke private webinar atau template digital (ebook) yang hanya didapat pembeli buku fisik. Ini namanya memberikan nilai tambah yang maksimal.

Bagian 3: Proyeksi Tren Bisnis 2026: Kelola Keuntunganmu (Soft Nudging)

Oke, kita sudah tahu potensinya. Tapi, bagaimana proyeksi bisnisnya di 2026?

Tren 2026: Bisnis produk digital dan fisik akan semakin tergantung pada langganan (subscription) dan sistem keanggotaan (membership).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun