Kita tentu paham bahwa manusia adalah makhluk mulia yang diciptakan oleh Allah SWT. Banyak para ahli yang berbeda pendapat mengenai julukan yang pantas untuk manusia .Al Aqqad menyebut bahwa manusia adalah Al Kain Al-Natiq yakni "Makhluk yang berbicara". Darwin menyebut bahwa manusia adalah "Binatang yang berevolusi" dan banyak lagi pendapat yang lainnya.
Manusia dapat di sebut sebagai "Pencipta Kedua" setelah tuhan, dikarenakan dengan fasilitas Rasio yang di berikan tuhan kepada mereka sehingga mereka mendapatkan mandat agar menjadi Khalifah di muka bumi, Malaikat di perintahkan bersujud kepada manusia pertama (Adam) di karenakan tidak mampu mengungguli Adam secara intelektual ( Al Baqarah : 34) dari kelebihan secara intelektual inilah manusia di anggap lebih unggul dari pada makhluk makhluk yang lain, tetapi manusia juga bisa berubah menjdai  dekaden yakni makhluk yang memiliki tingkah laku yang lebih rendah dari Binatang apabila ia melakukan hal hal yang bersifat destruktif  yang artinya merosot sampai melepaskan imannya seperti yang di firmankan dalam (Al A'raf : 179) .
Al Quran dan Al Hadith adalah salah satu tuntunan hidup bagi manusia agar tidak sampai melakukan hal hal yang bersifat destruktif . di dalam Al Quran sendiri juga banyak persoalan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan seperti Surah Ali Imran Ayat 190-191 yang memaparkan bahwa dalam pernciptaan langit dan bumi terdapat tanda tanda bagi orang yang berakal, surah Arrum ayat 48 yang memaparkan proses terjadinya hujan melalui proses Adveksi . dan banyak lagi ayat ayat lain yang berbicara tentang ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan sosial ataupun pengetahuan alam. Banyak ayat ayat al Quran dan Al Hadith yang berisi kewajiban menuntut ilmu bagi umat manusia, hal ini menjadi mengindikasikan bahwa agama islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Di kalangan umat islam terdapat kredo bahwa mencari ilmu adalah kewajiban.dan membebankan dosa terhadap mereka yang enggan untuk mencari ilmu. Kredo ini secara tidak langsung memompa semangat para pelajar islam sehingga mereka memiliki etos belajar yang tinggi dan memiliki harapan terhadap "janji luhur" yang di firmankan tuhan dalam potongan surah Al Mujadalah ayat 11.
Buku yang di tulis oleh Dr. H. M. Zainuddin seorang dosen di bidang filsafat dan Pemikiran islam  menjelaskan mengenai tahapan ilmu pengetahuan mulai dari tahap mistis hinga tahap rasioal, menyoroti tradisi kuat islam dan kontribusi yang mereka berikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, hingga hubungan antara islam dengan ilmu pengetahuan.
Zaman Yunani kuno berlangsung kira kira pada abad ke 6 S.M hingga awal abad pertengahan. Sebelum para filsuf Yunani menemukan konsep filsafat dalam konsep logos (Rasio) atau akal, Masyarakat masih mempercayai mitos seperti Pelangi yang di anggap sebagai dewi yang di utus oleh dewa dewa lain. Menghadapi dinamika yang seperti ini, muncullah beberapa orang yang berpikiran maju seperti Xenophanes yang membantah teori yang menyatakan bahwa Pelangi adalah sosok jelmaan seorang dewi. Kemudian Pytagoras (499-420) Â yang berkeyakinan sama seperti yang di sampaikan oleh Xenophanes bahwa Pelangi adalah pembiasan cahaya matahari yang ada dalam awan.
Berawal dari mitos mitos yang tidak dapat menjawab setiap masalah masalah kosmologis seperti fenomena terjadinya Pelangi di atas, maka pada zaman ini banyak bermunculan pakar pakar filsafat yang memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, seperti Thales (625-545 S.M),Anaximandros (610-540 S.M), Anaximanes (538-480 S.M),Xenophanes (570-480 S.M) Heraklitos (540-475 S.M) dan lain sebagainya .
Kemudian muncullah zaman Renaissance dan Aufklarung pada abad 15 dan 18 yang muncul di saat bangsa Eropa memasuki masa masa kegelapan di karenakan pengaruh otoritas keagamaan yang membuat gereja menjadi penguasa Tunggal Ketika itu, mereka menganggap bahwa filsafat sangat berbahaya bagi iman Kristen.dengan munculnya gerakan gerakan seperti Renaissance dan Aufklarung seperti ini maka manusia seakan bebas untuk belajar tanpa terikat oleh otoritas agama.
Saat bangsa eropa memasuki  zaman kegelapan, orang orang islam di timur justru berada di abad kejayaan dengan melahirkan pakar pakar di bidang ilmu pengetahuan, Kesehatan, dan lain sebagainya, kegiatan penerjemahan buku buku berbahasa Yunani kedalam Bahasa arab pada masa kekhalifahan Abbasiyah mendorong umat muslim untuk belajar sehingga berhasil menelurkan tokoh tokoh dan ilmuan yang sangat popular seperti Al Kindi (807-873 M), Al Khawarizmi sang pakar algoritma, Al Farabi, Ibnu Sina dan lain sebagainya.
Dalam buku ini Dr. Zainuddin juga menjelaskan mengenai filsafat ilmu dan perkembangannya juga objek dari kajian ilmu filsafat yang mencakup tiga hal, yakni Ontologi yang menjelaskan tentang "apa", epistimologi yang menjelaskan tentang "bagaimana" dan aksiologi yang menjelaskan tentang "untuk apa". Â Ontologi merupakan pengertian dari pengetahuan itu sendiri, epistimologi merupakan metode penyusun atau cara dan aliran aliran dalam mendapatkan pengetahuan itu, dan aksiologi merupakan metode pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan manusia.
Kemudian mengenai relasi antara filsafat, ilmu dan agama beliau menuliskan, Permulaan filsafat selalu di identikkan dengan ilmu baik secara teori maupun dalam praktik nya, walaupun di kemudian hari ilmu melepaskan diri dari filsafat dan berkembang menjadi sangat cepat pada saat modern. Ilmu pada masa modern ini amat berbeda dengan filsafat, hal ini di buktikan bahwa ilmu hanya berusaha memahami alam sebagaimana adanya. Dan hasil dari kajian kajian yang bersifat keilmuan ini dapat meramalkan gejala gejala alam dan mempersiapakan segala sesuatu dalam menghadapi gelaja gejala tersebut.Â
Kemudian agama merupakan sebuah kredo atau kepercayaan terhadap sesuatu yang di anggap memiliki kekuatan. Agama juga memiliki sistem peribadatan (worship) terhadap sesuatu yang di anggap memiliki kekuatan supra natural tersebut (Tuhan). Antara filsafat dan ilmu juga terdapat kesamaan, yakni dalam pencarian kebenaran dan memiliki sumber yang sama yakni akal tau rasio, di karenakan akal manusia tentunya terbatas, maka filsafat ilmu di anggap relatif, sedangkan agama di katakan mutlak atau absolut di karenakan berasal dari tuhan. Kemudian keterkaitan antara tiga bidang ini adalah adanya akal, budi, dan rasa serta keyakinan yang apabila manusia menggunakan ketiga potensi ini dengan baik maka ia akan bisa mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya.
Menganai Filsafat ilmu dalam perspektif islam, Dr.Zainuddin memaparkan bahwa para ilmuan muslim tentu berbeda perspektif dalam menerima sains. Â Pertama kelompok yang menganggap bahwa sains bersifat netral sehingga apabila di ketemukan dengan alquran tidak akan memberikan dampak negatif, seperti kelompok Bucaillian yang menulis buku yang sangat popoler seperti The Bible dan the Quran and Science. Kedua, kelompok yang berusaha memakmurkan islam dengan menggunakan sains.Â
Mereka berpendapat bahwa apabila sains berada dalam Masyarakat islam, maka akan sangat berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dan cita cita islam, tokoh tokoh yang berusaha menerapkan konsep Islamisasi antara lain seperti Naquib Al Attas, Ismail Raaji al Farauqi dan lain sebaagainya. Ketiga, kelompok yang membangun Paradigma (epistimologi) baru dalam islam. Paradigma ini adalah paradigma Pengetahuan yang berpusat pada prinsip dan konsep islam Ketika mencari bidang tertentu dan Paradigma perilaku yang menentukan batasan batasan etika Ketika bekerja.
Sekalipun banyak perbedaan para pakar dalam al-Quran, apakah cukup sebagai petunjuk di dunia maupun akhirat dan apakah memiliki fungsi ganda sebagai eksikplodia di bidang sains. Semuanya berakhir pada sebuah kewajiban bahwa semua harus bermuara pada sesuatu yang kudus, yang biasa di sebut dengan konsep "tauhid". Dan umat islam Ketika bersetntuhan dengan hal hal yang bersifat baru harus menggunakan prinsip al-Muhafadzatu 'ala-al-Qadim al-Shalih wa al Akhzu bi al-Jadid al Ashlah yang artinya tetap memelihara tradisi yang lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang di nilai lebih baik.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H