Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (100) Kembali ke Sekolah, Kembali ke Masalah

9 Maret 2021   22:07 Diperbarui: 11 Maret 2021   12:00 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Pak Sese menggeleng, "Nggak tau lah So, urusannya. Setidaknya sekarang di pabrik sudah lebih nyaman, manajer barunya jauh banget sama si Kustov, yang ini lebih ramah!"

Ya sudah, pikir Soso, mungkin itu memang sudah lebih dari cukup bagi pekerja pabrik seperti Pak Sese. Memang masih menjadi misteri soal hilangnya sepatu itu, dan apakah si Kustov pelakunya atau bukan. Kalau si Kustov pelakunya, apa sudah ditangkap polisi atau belum. Idealnya begitu. Tapi terlalu jauh kalau ia kembali ikut campur tangan lagi, apalagi berurusan dengan polisi, sementara ia saja masih terkait dengan kasus demo itu. Jangan-jangan, kalau ia mengusik-usik polisi lagi, ia malah ketahuan kalau ia yang menghasut demo itu lewat tulisannya.

Satu yang belum terjawab bagi Soso adalah soal si Lado dan kawan-kawan. Tapi nanti lah, pikirnya, ia harus kembali dulu ke sekolah sebelum mencari tahu soal itu.

*****

"Kau pikir seminari ini tempat kos-kosan hah? Kau bisa pergi dan pulang sesuka hatimu!" Pak Germogen, mantan kepala pengawas yang sekarang menjadi pejabat pelaksana rektor, melotot ke arah Soso saat ia menemuinya di sekolah.

"Saya tahu, Romo, saya salah, saya siap menerima hukumannya!" kata Soso dengan tenangnya. Ia sudah tahu akan menghadapi itu, sehingga ia sudah siap sejak awal.

"Hukuman? Hukuman itu hanya untuk siswa yang terdaftar di sekolah ini, sementara kamu sudah terlambat melakukannya, meskipun kamu sudah dinyatakan akan menerima lagi beasiswa!" kata Pak Germogen.

"Maksud Romo?" kalau soal ini, Soso rada kaget.

"Semua siswa yang balik ke sini, entah itu siswa baru atau yang lama sekalipun, harus mendaftar ulang. Kenapa? Karena semakin banyak orang yang berminat untuk belajar di tempat ini!" kata Pak Germogen, "Dan kau, Joseph Djugashvili, kau tidak melakukannya, sehingga otomatis namamu tak terdaftar sebagai siswa di sini untuk tahun ini. Paham?"

Emosi Soso langsung naik, kalau saja tak ditahan, mungkin ia sudah berdiri, tapi tetap saja ia tak bisa menunjukkan kalau ia tak suka, "Aturan itu tidak pernah ada sebelumnya Romo, hanya untuk anak baru saja. Dan tidak pernah disampaikan pula sebelumnya, sebelum kami berlibur!"

"Ya kalau saja kau balik ke sini tepat waktu, aturan itu takkan jadi masalah kan? Sekarang siapa yang salah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun