Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (88) "Magang" di Kantor Walikota

23 Februari 2021   22:00 Diperbarui: 24 Februari 2021   22:20 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

Sementara Tuan Nikoladze terus membicarakan soal tiga ikon yang harus ada di gereja itu nantinya, yaitu Santo Nina, Santo Andrew, dan Santo David. Dalam hal ini, Soso memuji Tuan Nikoladze yang tak melupakan akar Georgianya. Tiga orang suci itu, semuanya berhubungan dengan Georgia.

Santo Nina adalah perempuan yang membawa kabar Kristen ke tanah Iberia --cikal bakal Georgia---dengan mengkristenkan istana Iberia dan akhirnya diadopsi oleh seluruh negeri. Ia meninggal dan dimakamkan di Biara Bodbe, Kakheti.

Yang kedua, Santo Andrew, dianggap sebagai pengkhotbah Kristen pertama di wilayah Georgia dan disebut sebagai pendiri Gereja Georgia, seperti ditulis dalam Kronik Georgia.

Sementara yang terakhir, Santo David tak lain adalah Davit Aghmashenebeli, raja Georgia di abad ke-11 yang lahir di Kutaisi. Ia disebut sebagai raja yang berjasa memenangkan Perang Didgori, mengusir pasukan Turki Seljuk, dan mengambil alih sebagian besar wilayah Kaukasus di bawah pemerintahan Georgia. 'Aghmashenebeli' sendiri artinya 'Si Pembangun' merujuk bagaimana jasanya mengantarkan Georgia menuju zaman keemasan pada masa itu.

Yaah, meski tak merasa sebagai orang yang taat beragama, Soso masih mempelajari hal-hal seperti itu, dan sedikit banyak tahu lah soal orang-orang yang disucikan itu. Justru karena itulah ia bisa memuji Tuan Nikoladze yang memilih ketiganya untuk ditampilkan di gereja itu nantinya, karena masih terkait dengan sejarah Kristen di Georgia, dan juga sejarah Georgia itu sendiri.

Kunjungan itu berlangsung cukup lama, mungkin sekitar dua jaman, sampai akhirnya rombongan Tuan Zelenko meninggalkan tempat itu. Sementara Tuan Nikoladze masih tinggal di situ beserta beberapa orang anak buahnya, termasuk Soso.

"Kau catat dengan baik tadi kan?" tanya Tuan Nikoladze pada Soso.

Soso mengangguk dan menunjukkan catatannya, "Hanya nama-nama saja yang tidak saya catat Tuan, saya belum tahu. Tapi saya menandainya..."

"Ya sudah bagus, nanti kulihat..." kata Tuan Nikoladze. "Bagaimana pendapatmu tentang rancangan gereja seperti Hagia Sophia itu kalau jadi berdiri di sini?"

Soso menggeleng, "Saya tak bisa membayangkannya Tuan, saya tak tahu. Hanya pernah mendengar saja namanya. Tapi melihat lokasi ini, rasanya bangunan itu nantinya akan terlihat indah karena bisa dilihat dari berbagai penjuru!"

"Ya, itu betul..." kata Tuan Nikoladze. "Sekarang memang terlihat berada di pinggiran, karena di seberang kanal. Tapi nantinya, Poti akan berkembang ke luar sana, dan tempat ini akan berada di tengah-tengahnya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun