Mohon tunggu...
Alip Yog Kunandar
Alip Yog Kunandar Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pemikir, Meski Banyak yang Dipikirin

Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Stalin: (55) Bidadari itu...

21 Januari 2021   18:55 Diperbarui: 19 Januari 2024   20:49 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alip Yog Kunandar

 "Tuh kan, sudah kuduga..." Anak itu tergelak, "Tak lama lagi dia akan keluar, terus menuju pabrik pengolahan ikan itu. Tunggu saja!" lanjutnya.

"Dia akan lewat sini?" tanya Soso.

"Ya iyalah. Lihat saja nanti, dia pasti menyapaku..." katanya.

Gawat bathin Soso, ia harus pergi dari situ sebelum bertemu dengan Natasha, kalau apa yang dikatakan anak itu benar. Tapi terlambat, seorang perempuan tampak keluar dari rumah itu dengan mengenakan mantel bulu yang indah. Dari warna rambut dan bentuk tubuhnya, tak salah lagi, itu Natasha.

"Tuh dia..." kata si Mahmoud.

"Kalau dia bertanya soal aku, bilang saja aku pamanmu, orang Turk, jadi tak bisa ngomong Georgia ya!" kata Soso, yang sudah tak mungkin lagi untuk kabur.

"Aku nggak mau bohong, dosa..." katanya.

Soso merogoh kantong baju dalamnya, dan menemukan keping uang satu denga. "Kamu nggak bohong, aku yang bohong. Kalau nanti Tuhanmu tanya, bilang aku yang menyuruhnya..." katanya sambil melemparkan uang itu, yang langsung ditangkap si Mahmoud dengan gembira.

Sosok Natasha makin jelas. Soso segera menarik tutup kepalanya lebih dalam. Untung saja tadi ia dipinjami topi itu, kalau tidak ia harus mencari cara lain untuk bersembunyi.

"Selamat pagi Nyonya..." si Mahmoud menyapa Natasha yang sudah dekat. Soso sendiri menundukkan kepalanya lebih dalam tanpa bergerak dari bawah pohon itu.

"Selamat pagi Mahmoud. Kamu sama siapa itu?" terdengar suara perempuan. Tak salah lagi. Itu benar-benar Natasha, meski Soso tak melihat wajahnya secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun