Alip dulu hanyalah anak pemalu yang duduk di bangku belakang kelas. Tubuhnya kurus, kacamata tebal menempel di wajahnya. Setiap hari, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekolahnya. "Si kutu buku!", "Jangan dekat-dekat, nanti ketularan culun!" --- kata-kata itu begitu sering ia dengar hingga terasa biasa. Namun jauh di dalam hatinya, luka itu semakin dalam.
Alih-alih membalas, Alip memilih diam. Sepulang sekolah ia lebih suka berlama-lama di perpustakaan, membaca buku sains dan komputer. Ia bermimpi suatu hari bisa menciptakan sesuatu yang berguna. Walau kadang menangis sendirian di kamar, ia selalu mengingat nasihat ibunya: "Jangan biarkan ejekan orang menghentikan langkahmu."
Waktu berjalan. Alip lulus dengan nilai terbaik dan mendapat beasiswa ke universitas ternama. Di sana ia bertemu orang-orang yang menghargai kemampuannya. Ia makin percaya diri, belajar lebih giat, dan mulai mengembangkan aplikasi sederhana untuk membantu UMKM. Aplikasi itu pelan-pelan dikenal luas, hingga akhirnya ia mendirikan perusahaan teknologi sendiri.
Sepuluh tahun setelah hari-hari kelamnya di sekolah, Raka berdiri di panggung sebuah seminar kewirausahaan. Ia mengenakan jas rapi, senyum hangat menghiasi wajahnya. Di barisan kursi depan, beberapa orang yang dulu sering mengolok-oloknya duduk terdiam, tak percaya anak yang dulu mereka ejek kini menjadi pengusaha muda sukses yang dikenal luas.
Dalam pidatonya, Alip berkata dengan tenang, "Dulu saya sering dianggap lemah. Tapi justru dari luka itu saya belajar bangkit, bekerja keras, dan membuktikan bahwa mimpi tidak bisa dimatikan oleh ejekan." Tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruangan.
Alip tahu, perjalanan hidupnya tidak mudah. Namun ia bersyukur karena semua luka masa lalu kini menjadi cahaya yang menuntunnya. Dan sejak hari itu, ia bertekad membantu anak-anak lain yang pernah mengalami nasib sama --- agar mereka juga bisa menjadikan luka sebagai kekuatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI