Mohon tunggu...
al indonisi
al indonisi Mohon Tunggu... -

apa yang ada dalam hati akan saya katakan apa yang saya katakan akan saya lakukan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa dengan Remaja?

13 September 2009   15:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:44 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Remaja merupakan sosok misterius, karena tak mudah ditebak apa yang akan dilakukannya. Selalu mencari pemenuhan kebutuhan batin, ingin mencoba hal-hal yang baru, namun tak jarang membuat konflik menurut penilaian umum. Penampilannya mencerminkan hal yang dipahaminya sebagai kesenangan. Sikapnya menunjukkan rasa keingintahuan dan tuntutan akan nilai-nilai yang sesuai. Kata-katanya tidak selalu menunjukkan pola pikirnya, namun refleksi dari keinginan untuk diterima di lingkungannya.


Dalam realisasi kehidupan, masa remaja selalu menjadi komoditas pembicaraan yang hangat. Mungkin karena keunikan-keunikan yang tak dimiliki pada waktu anak-anak ataupun masa tua. Tapi hasil dari penelitian ataupun pembicaraan tersebut kurang mampu memicu remaja menjadi generasi yang ideal. Akhir-akhir ini banyak pemberitaan yang mengaitkan remaja dengan tindakan kriminal, seperti : terorisme, perjudian, pembunuhan, asusila, perkelahian dan lain sebagainya. Tentu saja disamping prestasi-prestasi yang diraihnya, baik di tingkat nasional maupun internasional, walaupun intensitasnya lebih sedikit.



Hal-hal yang tidak dapat dipahami oleh kaum tua pada diri remaja membuat mereka bertanya ,”Ada apa dengan remaja?”, biasanya mereka melanjutkan,”Pada zaman kita, para remaja itu selalu taat pada orang tua”. Beberapa orang tua yang toleran mengatakan,”Biasalah, kita juga pernah mengalami hal itu, masa remaja adalah masa inkubasi sebelum dia jadi orang”. Tentu saja para orang tua tak akan dapat menjawab pertanyaan ini dan hanya akan berbicara menurut pemahaman mereka saja.



Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Ini seperti jika kita ingin mengetahui rasa buah jeruk, ya harus makan jeruk, jangan makan buah jambu karena rasanya tentu akan berbeda. Kalau ingin tahu tentang remaja, harus bisa merasakan bagaimana jadi remaja jangan melihat dari sudut pandang yang lain. Lalu bagaimana rasanya jadi remaja? Untuk jawaban yang paling jelasnya, bertanyalah pada putra/ putri Anda.



Remaja sebagaimana makna asalnya mengisyaratkan jiwa muda dan hal yang baru. Karena muda dan baru, berarti belum matang dan terbiasa dengan lika-liku kehidupan. Namun, bukan berarti para remaja tidak lebih baik dibanding generasi tua. Dengan sifatnya ini remaja justru memiliki potensi lebih dibanding kaum tua, contoh nyatanya adalah hampir semua orang lebih menyukai barang baru daripada barang yang sudah usang, maaf. Baiklah saya harus bersikap lebih adil dalam tulisan ini, meskipun seringkali para remaja jadi jajahan keinginan generasi sebelumnya.



Jika kita tanya, “Mengapa orang-orang lebih senang barang baru daripada barang yang sudah lama?”, kira-kira jawabannya :

ØKarena barang baru itu lebih segar, lebih modern, lebih mutakhir, tidak ketinggalan jaman, jangka waktu penggunaannya lebih awet daripada barang tua, dan lain sebagainya.



Dan remaja bahkan memiliki hal yang jauh lebih bernilai daripada sifat-sifat yang dimiliki barang baru. Apa saja? Beberapa diantaranya adalah:



Remaja = Baru = Gres



Apa maksudnya? Gres berarti bukan barang second.Jika barang second sudah terpakai dan tidak pasti lagi apakah masih sesuai dengan keadaan sebelumnya atau tidak. Maka, remaja adalah polos, orisinil dan masih asli. Kelebihannya?

1.Karena masih asli, artinya tidak palsu, bukan bajakan (tidak menyalahi aturan, he…he…. Berbeda dengan para koruptor yang suka memalsukan dan membajak aturan). Remaja cenderung mengikuti intuisinya, tidak akan “lain di bibir lain dihati”. Apa yang dilakukan dan diucapkan oleh remaja semata-mata berdasarkan informasi yang ia terima dan pahami di masa lalu. Tentu saja, dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting sebagai orang pertama yang memberikan informasi baik verbal maupun nonverbal bagi remaja. Jika putra/putri Anda berbohong, tanyakanlah pada diri Anda, apakah Anda pernah memberitahu mereka cara berbohong? Begitu pun dengan kasus lainnya. Jadi, remaja asli mengikuti apa yang telah ia pahami.



2.Orisinil, berarti belum terkontaminasi, belum diamandemen. Remaja belum atau setidaknya tidak banyak tercampur hal-hal yang berasal dari luar, baik itu paham, pemikiran, kebudayaan dan lain sebagainya. Perbuatannya tidak banyak disisipi maksud lain.

3.Bersih, identik dengan putih. Jika terkena noda, mudah terlihat dan mudah dibersihkan lagi. Remaja lebih mudah dikoreksi dan mengoreksi diri daripada orang dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun