Ali Mutaufiq
Abstrak
Sabar sering disalahartikan sebagai bentuk kelemahan atau kepasrahan tanpa daya. Padahal, dalam Islam, sabar adalah kekuatan batin yang menunjukkan kedewasaan, kematangan iman, dan keteguhan hati dalam menghadapi ujian. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan hakikat sabar menurut Al-Qur'an, hadis Nabi SAW, serta pandangan para ulama, dengan penekanan bahwa sabar merupakan salah satu pilar utama dalam keimanan.
Pendahuluan
Dalam kehidupan manusia, ujian adalah keniscayaan. Reaksi terhadap ujian inilah yang menjadi indikator kekuatan iman seseorang. Sabar, dalam Islam, bukan hanya bentuk penerimaan, melainkan manifestasi dari kekuatan spiritual dan kecerdasan emosional yang luar biasa. Artikel ini mengkaji bahwa sabar adalah kekuatan, bukan kelemahan, berdasarkan landasan nash (dalil), serta pandangan para ulama klasik dan kontemporer.
1. Definisi dan Makna Sabar
Secara etimologis, sabar berasal dari bahasa Arab: abara - yabiru - abran ( - - ) yang berarti menahan, bertahan, atau tetap teguh. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa sabar adalah 'menahan jiwa dari rasa gelisah, menahan lisan dari keluhan, dan menahan anggota tubuh dari tindakan yang tidak pantas'. Menurut Ibn Qayyim al-Jawziyyah, sabar terbagi menjadi tiga: (1) Sabar dalam ketaatan kepada Allah; (2) Sabar dalam meninggalkan maksiat; (3) Sabar terhadap takdir Allah yang menyakitkan.
2. Sabar dalam Al-Qur'an
a. Sabar sebagai kekuatan ruhani
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)
b. Pahala tanpa batas