Generasi sandwich adalah individu usia produktif yang menanggung beban finansial dua generasi sekaligus: orang tua yang sudah lanjut usia dan anak-anak yang masih membutuhkan dukungan. Fenomena ini semakin umum terjadi di Indonesia, di mana banyak individu merasa terjepit antara tanggung jawab keluarga dan kebutuhan pribadi, termasuk persiapan untuk masa pensiun.
Tantangan Finansial Generasi Sandwich
Menjadi bagian dari generasi sandwich berarti menghadapi berbagai tantangan finansial. Selain harus memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka juga harus memikirkan biaya pendidikan anak, perawatan kesehatan orang tua, dan cicilan atau utang yang mungkin dimiliki. Situasi ini sering kali membuat mereka kesulitan untuk menabung atau berinvestasi untuk masa depan mereka sendiri.
Menurut survei Diverse Asia 2024 oleh Manulife Investment Management, sebanyak 94% responden di Indonesia menyatakan mereka harus mengesampingkan kebutuhan dan keinginan diri sendiri karena harus mengutamakan kebutuhan orang tua yang telah memasuki usia pensiun. Hal ini menunjukkan betapa beratnya beban finansial yang ditanggung oleh generasi sandwich.
Pentingnya Perencanaan Pensiun Sejak Dini
Meskipun tekanan finansial yang dihadapi generasi sandwich sangat besar, penting bagi mereka untuk mulai merencanakan pensiun sejak dini. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
Mengatur Anggaran dengan Bijak: Prioritaskan pengeluaran dan hindari utang konsumtif.
Berinvestasi: Mulai berinvestasi sesuai dengan profil risiko untuk mempersiapkan dana pensiun.
Menyusun Dana Darurat: Memiliki dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga.
Memiliki Asuransi: Lindungi diri dan keluarga dari risiko finansial dengan asuransi yang sesuai.
Menurut Rista Zwestika, seorang perencana keuangan, hampir 90% masyarakat Indonesia tidak siap pensiun secara finansial, yang akhirnya berdampak pada meningkatnya angka generasi sandwich. Oleh karena itu, memiliki asuransi jiwa dan kesehatan menjadi penting sebagai bentuk proteksi.