Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fitur Pengelolaan Kinerja Guru: Demam Memburu Sertifikat

30 Januari 2024   11:13 Diperbarui: 30 Januari 2024   11:26 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi pengelolaan Kinerja di Paramount School Palembang (Dok. pribadi)

Platform Merdeka mengajar yang diperuntukkan bagi guru telah teruji efektif bagi guru untuk memperbaiki pembelajarannya. Fitur-fitur seperti pelatihan Mandiri, komunitas, Seleksi Kepala sekolah, refleksi Kompetensi, Video Inspirasi, Perangkat ajar, Asesmen Murid, Bukti Karya, Ide praktik dan lain sebagainya telah sedikit banyak membuka mata para guru untuk tumbuh dan berkembang lebih baik lagi. 

Sebagai contoh dengan adanya fitur Pelatihan mandiri guru diberikan keleluasaan untuk belajar secara mandiri dari PMM (Platform Merdeka Mengajar) sesuai waktu yang guru-guru sediakan sendiri yang mereka mampu. Tidak hanya itu jika mereka membutuhkan sertifikat dari Pelatihan mandiri maka guru yang bersangkutan harus membuat aksi nyata yang diimplementasikan di kelasnya masing-masing melampirkan bukti umpan balik. Hal ini sangat efektif untuk memberikan dampak positif terhadap guru maupun siswa meskipun masih saja ada oknum yang secara terang-terangan berbuat tidak bertanggung jawab seperti menyewa joki dan itu kembali ke hati nurani masing-masing.

Melihat antusias guru yang semakin baik maka pemerintah meluncurkan fitur baru pada tanggal 19 Desember 2023 yang diberi nama Pengelolaan Kinerja. Dalam fitur ini setiap guru dapat membuat Rencana Hasil Kerja (RHK) disesuaikan dengan raport pendidikan yang sekolah terima, dimulai dari hal yang paling kurang (warna merah) seperti nilai numerasi, literasi dll. Dalam RHK tersebut guru dituntut meningkatkan kualitasnya dengan beberapa bukti yang diminta berbentuk laporan dan sertifikat sesuai yang mereka pilih  dalam satu semester.

Namun dalam prosesnya fitur ini masih diikuti cara pemikiran lama oleh guru-guru yaitu memburu sertifikat sebanyak-banyaknya untuk memenuhi RHK yang mereka ajukan kepada kepala sekolah. Jika demikian yang terjadi maka  pelatihan dan webinar yang mereka ikuti bukan berdasarkan rasa haus memperbaiki kualitas namun hanya sekedar mengisi absensi, memberikan bukti foto kehadiran dan mendapatkan sertifikat, tidak peduli apakah mereka mengikutinya dengan benar yang penting mendapatkan sertifikat dan target terpenuhi.

Tentunya hal ini patut disesalkan karena hal itu bukanlah yang diharapkan. Peluncuran fitur ini diharapakan akan berdampak langsung dengan kualitas guru dengan `memaksa` mereka belajar dan meluangkan waktu memperbaiki pembelajaran mereka di kelas. Namun jika hanya berburu sertifikat maka tidak ada dampak yang signifikan yang akan ditimbulkan. 

Komunitas praktisi yang Menjamur.

Dampak positif lain dari pengelolaan kinerja ini adalah hidupnya komunitas praktisi yang lama mati, atau tumbuhnya komunitas-komunitas pendidikan baru yang mulai muncul dan guru menjadi penggerak komunitas itu sendiri. Hal ini terkait dengan sertifikat pengelolaan kinerja yang harus dipenuhi. sertifikat tersebut bisa berasal dari komunitas sekolah selenggarakan sendiri atau komunitas lain yang menyelenggarakan. Bagaimanapun juga ini merupakan angin segar bagi komunitas sekolah yang merupakan wadah utama untuk saling belajar dan berbagi praktik baik antar guru agar menemukan referensi perbaikan pembelajaran. Sehingga dengan adanya komunitas guru belajar menjadi pemateri dan peserta pemateri sehingga skill mereka terlatih. Namun ada dampak negatif lain yang mungkin ditimbulkan. 

Dengan adanya fenomena `berburu sertifikat` banyak oknum-oknum memanfaatkan komunitas untuk menyelenggrakan webinar berbayar dengan syarat yang berat seperti membagikan ke beberapa group WA, memberikan screenshoot kehadiran bahkan berbayar. Hal inilah yang tidak dianjurkan karena tanpa melalui semua itu guru dapat berkiprah di komunitas mereka masing-masing yang justru lebih berdampak kepada kemampuan guru sendiri dan juga kepada peserta didik secara langsung.

Di antara dampak-dampak yang ditimbulkan tentunya dampak positif lebih banyak diraaskan sekarang ini, terlebih dengan adanya guru penggerak, guru yang terdidik dengan program guru penggerak, telah memapu memp[ercepat program-program positif pemerintah dan cepat di raskan oleh guru-guru. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena perubahan baik dari diri guru sendiri maupun dampak yang diraskan sekolah telah secara pelan-pelan diraskan. Semoga dengan terus adanya perbaikan pendidikan kita akan membawa kualitas pendidikan kita jauh lebih baik dari sebelumnya.  

   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun