Mohon tunggu...
Ali Maksum
Ali Maksum Mohon Tunggu... Guru - Education is the most powerful weapon.

Guru, Aktifis dan Pemerhati pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Membuat Komunitas Praktisi?

13 Februari 2022   18:10 Diperbarui: 13 Februari 2022   22:40 32227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam pandangan umum seorang guru mungkin hanya dipandang sebagai pendidik yang kegiatan sehari-harinya memberikan pengetahuan atau mengajarkan skill kepada siswa serta di proses terakhir terdapat evaluasi. 

Hak itu mungkin persepsi lama bagi seorang guru. Jika persepsi tersebut masih di bawa hingga sekarang maka guru tersebut bisa di katakan tidak responsif terhadap perubahan. 

Salah satu hal yang paling penting dari seorang guru adalah bagaimana cara seorang guru menjawab perubahan yang terjadi dengan inovasi-inovasi kecil   di tempat dia mengabdi. 

Jika seorang guru dapat merubah cara berfikir yang akhirnya membawa perubahan di sekolah dan hal itu di lakukan oleh semua guru Di Indonesia maka perubahan di dunia pendidikan kearah yang lebih baik akan segera terwujud.

Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh guru bisa melalui banyak hal, seperti bagaimana seorang guru dapat menggali potensinya dengan belajar kembali lewat perubahan yang ada. 

Sarana yang disediakan sekarang banyak sekali seperti mengikuti webinar, menggali dan mencari kemampuan praktis yang berhubungan dengan guru dan yang paling aman adalah bergabung dengan komunitas yang ada seperti kelompok Kerja Guru atau komunitas lain yang ada hubungannya dengan pengembangan diri yang akhirnya akan berdampak baik kepada bidang pendidikan sekolah. 

Namun adanya komunitas-komunitas tersebut tidak semua membantu kinerja guru bahkan terindikasi membebani guru dalam hal ekonomi seperti tuntutan iuran dengan batas tertentu dan dirasa mahal. Hal tersebut justru menambah beban dan bukan menawarkan solusi.

Dampak dari `komunitas nakal` yang membebani tersebut dapat dilawan dengan membuat komunitas sendiri yang membawa komitmen bersama dalam mengembangkan potensi kelompok. manfaat komunitas baik dan sehat sangat membantu dalam membangun potensi dan menambah pengetahuan. 

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membentuk komunitas sekolah. Tahapan tahapan tersebut melalui 3 tahapan yaitu TAHAP MERINTIS, TAHAP MENUMBUHKAN, TAHAP MERAWAT KEBERLANJUTAN.

  1. Tahap Merintis. Langkah awal yang dapat dilakukan dalam tahap merintis adalah membuat ide dengan  Membangun Percakapan awal. Ide itu muncul jika di dorong atas keresahan yang terjadi. Misalanya dalam satu sekolah guru sangat kesulitan membuat media pembelajaran daring maupun luring karena kurangnya bimbingan dan skill maka akan menimbulkan ide baik yaitu membuat komunitas media pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah menghadap kepala sekolah untuk mengutarakan ide yang ada dan merealisasikannya. Setelah langkah tersebut dilakukan dan kepala sekolah menyambut baik maka lakukan langkah selanjutnya yaitu Menemukan Pengikut Pertama. Pengikut pertama tidak harus dibangun melalui undangan dan pertemuan formal namun akan lebih baik jika hal tersebut dilakukan dengan percakapan ringan. Ajaklah rekan guru yang sekiranya mempunyai keresahan dan ide yang sama karen ahal tersebut lebih mudah untuk memulai membentuk kelompok kecil. Langkah awal sangat menentukan berjalannya komunitas selanjutnya. Kenapa demikian? karena pada tahap merintis dan menemukan pengikut pertama tersebut terdapat pembangunan komitmen bersama, memiliki kemauan belajar yang kuat dan selanjutnya juga turut andil dalam menggerakkan komunitas praktisi. Langkah ketiga dalam tahap Merintis adalah Membangun Percakapan Bermakna. Pada tahap ini sudah mulai mengerucut kedalam konsep komunitas yaitu `membekukan` ide yang abstrak secara bersama tersebut kedalam wujud yang bernama komunitas dengan memulai diskusi memetakan masalah dan rencana solusi yang bisa dilakukan bersama. Jangan lupa pada tahap awal ini juga buta kesepakatan membentuk komunitas praktis tersebut sebagai tempat belajar, bediskusi dan mengembangkan praktik baik.  
  2.  Tahap Menumbuhkan. Pada tahap menumbuhkan, komunitas praktisi dapat menyebarluaskan pengetahuan dan praktik baik secara luas. Langkah awal dalam  tahap ini adalah  Menyelenggarakan Pertemuan Rutin. Buatkan kesepakatan durasi pertemuan yang bertujuan menumbuhkan komitmen anggota apakah pertemuan dilakukan secara daring maupun luring. pertemuan rutin memberikan kesempatan kepada para anggota komunitas untuk saling berbagi praktik baik yang dilakukan di sekolah maupun di ruang kelas. Pertemuan rutin juga sebaiknya mempunyai tema tertentu dan sesuai kebutuhan anggota atau menyesuaikan dengan konteks masalah yang ingin di pecahkan. Tahap kedua adalah mendorong dan Mendampingi Anggota komunitas Menerapkan Hasil Belajar. Dalam tahap ini secara bersama-sama dengan anggota menerapkan pembelajaran yang didapat dari komunitas belajar. Dalam prosesnya juga terdapat inovasi karena dalam penerapannya kadang muncul masalah yang harus dipecahkan saat itu juga maka muncullah ide secara terbesit untuk melakukan pembaruan. Hal yang tidak kalah penting adalah tahap terakhir dalam proses menumbuhkan yaitu Mendokumentasikan dan Membagikan Hasil Belajar . Selain mempertegas keberadaan komunitas yang telah terbentuk, dokumentasi  juga menjadi krusial pada titik evaluasi. Sesama anggota saling mengevaluasi  dari pertemuan yang telah berjalan dan memperbaiki celah kekurangan yang ditemukan. Dokumentasi disini dapat berbentuk tulisan, rekaman video atau audio. Selain eksistensi dan evaluasi dokumentasi juga dapat di jadikan menyebarkan secara luas tentang manfaat dan kegiatan komunitas yang di lakukan.
  3.  Tahap Merawat Keberlanjutan. tahap ini untuk memastikan proses baik yang sudah berjalan di dalam komunitas yang akan terus memberikan dampak positif bagi anggota komunitas dan murid walapun terjadi perubahan-perubahan situasi yang berkaitan dengan komunitas praktisi. Tahap awal dalam perawatan keberlanjutan adalah Mengembangkan Anggota Menjadi penggerak Komunitas Praktisi. Setelah komunitas berkembang berjalannya waktu maka kita akan emnemukan anggota yang mempunyai potensi untuk menjadi penggerak yang kemudian diberikan tangguung jawab  untuk mengelola kegiatan dengan peran yang berbeda-beda sehingga dapat memahami tantangan kedepan. kedua adalah Menginisiasi Kolaborasi dengan pihak-pihak diluar komunitas yang dapat memperkaya pembelajaran anggota dan dapat membantu mencapai tujuan atau mendorong anggota komunitas untuk terlibat dalam proyek-proyek kolaborasi tersebut. Tahap terakhir adalah Menyelenggrakan Proyek kegiatan Murid, pada tahap ini semua anggota komunitas membuat proyek bersama yang akan memberikan manfaat nyata bagi komunitas dan juga aksi di dalam kelas. Misalanya jika komunitas media pembelajaran maka akan membuat karya berupamedia pembelajaran di dalam kelas.    

Demikainlah langkah-langkah yang dapat para guru lakukan untuk membentuk komunitas positif  disekolah yang nantinya dapat dijadikan pematik perubahan besar dalam sekolah. dalam komunitas akan tumbuh guru-guru potensial yang akan membangun perubahan besar baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga dapat membantu para guru untuk membuat perubahan untuk pendidikan yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun