Usaha mikro, kecil, dan menengah  (UMKM) telah lama dikenal sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Kontribusi UMKM tidak hanya signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), tetapi juga berperan vital dalam menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi lokal di berbagai daerah. Para pelaku UMKM, dengan segala keterbatasan dan tantangannya, menunjukkan semangat kewirausahaan yang luar biasa dalam menghadapi kondisi ekonomi yang tidak stabil, disrupsi digital, dan perubahan pasar. Salah satu contoh nyata adalah keberadaan UMKM Dim Sum In, yang dengan semangat wirausaha menghadirkan kuliner lezat dan terjangkau bagi semua kalangan.
Profil pelaku usaha
Pelaku usaha yang menjaga gerobak Dim Sum In di Taman Heulang Bogor adalah Muhammad Sahrodi, seorang pemuda berusia 28 tahun. Meski beliau bukan pemilik usaha, melainkan pekerja yang bertugas melayani pembeli, perannya sangat penting dalam menjaga keberlangsungan usaha ini. Bapak Muhammad Sahrodi dengan tekun melayani setiap pelanggan yang datang, sehingga membuat usaha ini semakin dikenal dan dipercaya. Sementara itu, pemilik asli dari Dim Sum In adalah Pak Wendy, seorang pengusaha asal Sukabumi yang merintis usaha ini dengan penuh tekad dan kerja keras. Kolaborasi antara pemilik dan pekerja ini menunjukkan bagaimana semangat wirausaha bisa tumbuh melalui kerja sama dan saling mendukung.
Awal memulai usaha
Saya mendengar sedikit cerita tentang Pak Wendy, pelaku utama dari Dim Sum In yang ternyata telah memulai usahanya sejak tahun 2019. Pada masa itu, dimsum belum banyak diminati seperti sekarang dan varian yang ditawarkan pun masih sangat sederhana, hanya berupa dimsum kukus original pada umumnya. Dengan tekad yang gigih, beliau memulai langkah pertamanya di kampung halaman di Sukabumi. Berkat konsistensi dan kerja keras, kini usahanya berkembang pesat hingga memiliki lebih dari 100 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, termasuk di kawasan Taman Heulang, Kec. Tanah Sareal, Kota Bogor. Bahkan, cabang Dim Sum In di Bogor tidak hanya  ada di Taman Heulang , melainkan juga di Bogor Kota, Bogor Barat, Bogor Utara, dan Bogor Selatan. Strategi Pak Wendy menempatkan cabang di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau membuat usahanya semakin dekat dengan masyarakat luas.
Lamanya usaha berlangsung
Sejak pertama kali berdiri pada tahun 2019, usaha Dim Sum In terus berkembang pesat hingga mampu membuka banyak cabang di berbagai kota. Bapak Muhammad Sahrodi sendiri baru bergabung sebagai mitra Dim Sum In milik Pak Wendy pada tahun 2024. Sudah kurang lebih satu tahun beliau bekerja melayani pelanggan di sekitar Taman Heulang. Dari usahanya ini, omset harian yang diperoleh dapat mencapai Rp. 900.000- Rp. 1.200.000. Bapak Sahrodi mengaku lebih senang bekerja dengan orang lain daripada harus memulai usaha sendiri, karena seluruh bahan dan peralatan sudah disiapkan, sehingga beliau hanya perlu fokus menjual saja. Selain itu, beliau juga belum memiliki modal yang cukup untuk membuka usaha pribadi. Setiap hari, beliau berjualan di Taman Heulang mulai pukul jam 08.00 pagi hingga 18.00 sore atau bisa pulang lebih cepat di akhir pekan karena ramai orang datang membeli. Berkat cita rasa dimsum yang berdaging, halal, dan harga yang terjangkau, dagangannya selalu laku keras habis terjual setiap harinya, sehingga Bapak Sahrodi selalu pulang tepat waktu tanpa sisa dagangan yang beliau jualkan.
Kendala yang dihadapi
Meski usaha Dim sum in terbilang sukses dan selalu laris, bukan berarti perjalanan yang dihadapi mulus tanpa kendala. Bapak Muhammad Sahrodi mengungkapkan bahwa tantangan  yang beliau rasakan adalah keterbatasan modal untuk memulai usaha sendiri. Beliau masih harus bekerja dengan orang lain karena belum mampu menyediakan peralatan, bahan baku, dan kebutuhan usaha secara mandiri. Selain itu, persaingan dengan berbagai jenis kuliner lain di sekitar taman juga menjadi tantangan tersendiri. Selain itu kendala  utama yang dihadapi adalah hujan, karena ketika cuaca tidak bersahabat, jumlah pembeli biasanya menurun drastis dan membuat perjalanan tidak selancar hari-hari biasa. Namun berkat cita rasa dimsum yang khas dan harga terjangkau, kendala tersebut dapat teratasi dengan baik sehingga dagangan yang beliau jualkan tetap diminati banyak pelanggan setiap harinya.
Solusi yang harus diterapkan
Untuk mengatasi kendala yang dihadapi, Bapak Muhammad Sahrodi dapat menerapkan beberapa solusi sederhana. Terkait keterbatasan modal, beliau bisa mulai menabung sebagian dari penghasilan bulanannya sebagai bekal jika suatu saat ingin memiliki usaha sendiri. Selain itu, beliau juga bisa belajar secara perlahan mengenai manajemen usaha dan pemasaran agar memiliki bekal pengetahuan sebelum terjun membuka bisnis pribadi. Untuk menghadapi kendala cuaca seperti hujan, Bapak Sahrodi dapat menyiapkan alternatif strategi, misalnya menggunakan layanan pesan antar melalui aplikasi daring atau bekerja sama dengan platform kuliner online seperti Gofood, Grabfood, Shopeefood dan lain semacamnya agar tetap bisa menjangkau pelanggan meski penjualan di lapangan menurun. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan usahanya tetap berjalan lancar dan beliau semakin siap jika kelak ingin merintis bisnis sendiri.