Mohon tunggu...
Ali Hifni
Ali Hifni Mohon Tunggu... -

Seniman Sepak Bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Israiliyyat

25 Februari 2013   23:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:42 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun 70 M terjadi imigrasi massal banga Yahudi ke Jazirah arab akibat ancaman dari penguasa Romawi, Titus. Mereka membawa serta ajaran dan kebudayaannya. Orang Yahudi memiliki Midras sebagai “majlis ta’lim”-nya. Di sisi lain, bangsa Arab hidup nomaden. Pada musim panas pergi ke Syam, sedangkan di musim dingin pergi ke Yaman. Di dua tempat itu banyak terdapat ahli kitab yang mayoritas adalah orang Yahudi.

Pada saat itu, Islam datang di jazirah Arab yang berpusat di Madinah. Umat Islam bertetangga dengan beberapa suku Yahudi. Diantaranya adalah Qurayqa, Bani Quraidah, Bani Nadzir, Haibar, Tayma, dan Fadak. Interaksi antara kaum muslimin dan Yahudi pun terjalin. Rasulullah Saw mendakwahkan Islam kepada kaum Yahudi, sementara orang Yahudi sering menanyakan sesuatu kepada Rasulullah.

Pada masa Rasulullah Saw, Israiliyyat tidak berkembang sedemikian rupa, sebab ketika kaum muslimin menemui suatu masalah bisa serta merta bertanya kepada Rasulullah. Setelah beliau wafat, tidak ada seorang pun yang berhak menjadi penjelas al-Qur’an. Saat kaum muslimin mencari tafsir sebuah ayat, mereka mencarinya berdasarkan pada hadits nabi. Apabila tidak menjumpainya, mereka berijtihad. Riwayat dan Ahli Kitab menjadi rujukan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kesamaan antara al-Qur’an, Taurat, dan Injil. Infiltrasi kisah Israiliyyat dalam tafsir al-Quran pun tak terelakkan.

Pada era Tabi’in, penukilan dari ahli kitab semakin meluas dan cerita Israiliyyat dalam tafsir semakin berkembang. Mereka tidak seselektif para sahabat dalam menukil kisah-kisah tersebut. Hal ini ditunjang dengan keinginan yang kuat dari khalayak untuk mendengar kisah-kisah yang luar biasa.

Sikap Kaum Muslimin terhadap Israiliyyat

Dalam menyikapi Israiliyyat, kaum muslimin hendaknya mengikuti apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam hadis beliau[4] :


بلغوا على ولواية وحدثوا عن بنى إسرائيل ولاحرج كذب على متعمدا فليتبو مقعده من النار

“Sampaikanlah yang datang dariku walaupun satu ayat, dan ceritakan apa yang kamu dengar dari Bani Israil dan hal itu tidak ada salahnya. Barang siapa yang berdusta ayatku, maka siap-siaplah untuk menempati tempatnya di neraka.”

Dalam hadis lain disebutkan[5] :

ولا تصدقو اهل الكتاب ولا تكذبوهم وقولوا  امن بالله وما انزل الينا

“Jangan kamu benarkan orang-orang Ahli Kitab dan jangan pula kamu dustakan. Berkatalah kamu sekalian, kami beriman kepada Allah dan kepada apapun yang diturunkan kepada kami.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun