Mohon tunggu...
Boeng  Edo
Boeng Edo Mohon Tunggu... Penulis lepas -

Pengamat dan Penikmat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mungkin Suatu Musibah Hanyalah Ilusi

5 Juni 2018   21:37 Diperbarui: 5 Juni 2018   22:03 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: psychologytoday.com

Entah hanya terjadi pada hidupku, atau hanya sekadar refleksi atas perasaanku, yang mungkin bisa dikatakan sedang dalam keadaan mengeluh.  Tapi memang seakan-akan, suatu cobaan itu menjadi bayangan bagi diri ini. Ia selalu mengikuti kemanapun pijakan kaki melangkah.

Mungkin ada benarnya perkataan si Mbah mengenai hal itu; Masalah akan terus menghampiri kehidupan manusia. Ibarat orang yang sedang berjalan, tak mungkin ia akan selalu berjalan diatas jalan yang lurus dan mulus, ada saatnya ia akan menemui jalan yang berlubang, tanjakan, dan juga tikungan tajam.

Sedang di dalam al-Qur'an, hal itu disebut dengan istilah sedikit. Yang disebutkan dalam surat al-Baqoroh ayat 155: Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 

Kenapa sedikit? Padahal kita semua pernah mengalaminya, betapa terguncangnya jiwa ketika ditimpa suatu musibah. Tetapi bisa jadi kitalah yang salah dan kurang cermat dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Dan mungkin, apa yang diinformasikan didalam al-Qur'an itu sudah sangat tepat. Coba kita kaji lebih dalam.

Sebutlah orang yang tertimpa musibah adalah orang yang sakit. Berapa lamakah diri kita merasakan rasa sakit itu. Ya. Al-Qur'an menyebutnya dengan istilah sedikit karena memang tak sebanding dengan keadaan kita di kala kita sehat.

Sungguh tak terbayangkan, jika Tuhan menukarnya; masa dimana kita dalam keadaan sakit dengan saat kita dalam keadaan sehat.

Dari sini, benarlah apa yang dikatakan al-Qur'an tentang sedikit cobaan. Dan memang benar, lebih banyak orang yang mampu bersabar dari pada bersyukur.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun