Mohon tunggu...
Alif Naufal Ramadhan
Alif Naufal Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University

Saya adalah mahasiswa ilmu komunikasi telkom university yang memiliki hobi berwisata dan berkuliner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Sunda Wayang Golek Sebagai Bentuk Komunikasi Budaya di Indonesia

10 November 2023   19:55 Diperbarui: 10 November 2023   20:04 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia bukan hanya sekedar negara dengan kepulauan terbanyak, tetapi dengan isi di dalamnya dengan keanekaragaman budaya yang sangat beragam. Kebudayaan Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke, memiliki ciri khas kebudayaan masing-masing dari berbagai daerah. 

Masing-masing daerah di Indonesia, mempunyai keberagaman budaya yang berbeda nan unik. Kebudayaan Indonesia tidak hanya sebatas ciri khas, namun bisa menjadi sebuah wadah dan bentuk untuk mengekspresikan suatu hal atau disebut dengan komunikasi budaya.

Budaya merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan di bekali oleh akal pikirannya sehingga dia mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini (dalam Rafael Raga Maran, 1999:36)

Salah satu kebudayaan di Indonesia yang unik dan dijadikan sebagai bentuk komunikasi budaya adalah, Wayang Golek. Mengutip sejarah Wayang Golek dari Museum Sri Baduga, Bandung, Jawa Barat. 

Wayang Golek merupakan perkembangan dari wayang purwa. Ceritanya mengambil lakon Mahabarata dan Ramayana yang disesuaikan dengan situasi masyarakat. Tokoh-tokoh Pandawa seperti Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa adalah tokoh penegak keadilan. Tokoh-tokoh Panakawan seperti Semar, Cepot, Dawala, dan Gareng berperan menyampaikan pesan kritik dan sosial.

Penggunaan Bahasa Sunda dalam pementasan Wayang Golek diprakarsai oleh Dalem Bintang R.A.A Wiranatakoesoemah IV (1846-1874) Bupati Kabupaten Bandung. Ia menugaskan Ki Anting untuk mementaskan Golek menggunakan Bahasa Sunda. Tahun Tercatatnya awal pembuatan Wayang Golek adalah pada tahun 1840. (Suryana Jajang 2002: 76)

Mengingat bahwa sejarah wayang telah sedemikian panjang, tetapi hingga kini wayang dan pertunjukan wayang masih tetap menarik, menimbulkan masalah yang menggelitik tentang daya penyebabnya. Wayang pasti mengandung sesuatu yang luar biasa. Dilihat dari kandungan makna, cerita wayang penuh ajaran moral yang tinggi. Dilihat dari segi Teknik pertunjukan, cerita Wayang disusun menurut konvensi dramatik yang  tidak  pernah  berubah. (Burhan, 2011)

Tidak hanya dari tanah Sunda saja, namun ada berbagai Jenis Wayang Golek. Mulai dari, wayang golek cepak, wayang golek purwa, wayang golek menak, dan wayang golek modern. Ada beberapa jenis Wayang Golek dengan cerita yang beragam dan unik, yang populer di kalangan masyarakat :

1. Wayang golek gaya Sunda dengan cerita purwa

2. Wayang golek gaya Cirebon dengan cerita purwa, cepak dan menak

3. Wayang golek gaya Yogyakarta dengan cerita menak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun