Mohon tunggu...
M. Alif Muzakky
M. Alif Muzakky Mohon Tunggu... Mahasiswa prodi Matematika UIN Walisongo Semarang

Konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pencak Dor dalam Semarak Maulid Nabi: Merajut Tradisi dan Meneladani Rasulullah di Bojonegoro

25 Mei 2025   13:54 Diperbarui: 25 Mei 2025   13:54 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencak Dor dalam Semarak Maulid Nabi: Merajut Tradisi dan Meneladani Rasulullah di Bojonegoro

Di tengah maraknya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan dalam berbagai bentuk, masyarakat Bojonegoro, Jawa Timur menghadirkan satu kekhasan tradisi yang sarat makna: Pencak Dor. Tradisi tarung khas Jawa Timur ini tidak hanya menjadi ajang pertunjukan kekuatan fisik, tetapi juga menjadi bagian dari syiar Islam dan sarana pendidikan karakter, terutama saat dipadukan dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi.

Peringatan Maulid Nabi dan Kearifan Lokal

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momentum tahunan yang sarat nilai spiritual dan sosial. Di berbagai pelosok Indonesia, peringatan ini dirayakan dengan pengajian, pembacaan sholawat, hingga kirab budaya. Di Bojonegoro, perayaan Maulid menjadi lebih meriah dan mendalam dengan kehadiran Pencak Dor, sebagaimana yang digelar dalam Ajang Silaturrahmi Pencak Dor Lesehan di Desa Talun, Bojonegoro, pada 28 November 2024.

Pagelaran ini bukan sekadar tontonan. Dimulai dengan lantunan sholawat badar, suasana religius terasa kental. Para pendekar dari berbagai perguruan silat berkumpul dalam semangat ukhuwah dan sportivitas. Pertarungan berlangsung satu lawan satu di atas panggung bambu (genjot), namun usai bertarung, mereka saling berjabat tangan, makan bersama, dan menunjukkan bahwa silaturahmi tetap menjadi yang utama.

Nilai Maulid Nabi dalam Pencak Dor

Pencak Dor sebagai bagian dari Maulid Nabi bukan hanya hiburan budaya. Ia sarat pesan moral dan spiritual, selaras dengan akhlak Rasulullah SAW:

1. Meneladani keberanian dan adab Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai pribadi pemberani namun berakhlak mulia.

2. Menghidupkan syiar Islam lokal melalui iringan sholawat, doa bersama, dan nuansa damai dalam pertarungan.

3. Menyatukan masyarakat lintas usia dan perguruan dalam semangat ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun