Mohon tunggu...
alifiyahnurhabibah
alifiyahnurhabibah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Engineering

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memilih Arsitektur Perangkat Lunak yang Tepak untuk IoT: Tantangan dan Solusi

13 Maret 2025   18:12 Diperbarui: 13 Maret 2025   18:12 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Internet of things (sumber:medium.com)

Client-Server Architecture
Model klasik ini memberikan struktur yang sederhana dan mudah dikelola, di mana perangkat klien mengirimkan permintaan ke server pusat. Namun, kelemahannya adalah ketergantungan yang tinggi pada server, yang dapat menyebabkan masalah skalabilitas dan kegagalan sistem jika server mengalami gangguan.

Peer-to-Peer Architecture
Dalam model ini, setiap perangkat dapat berfungsi sebagai klien maupun server, memungkinkan komunikasi langsung antar perangkat. Arsitektur ini cocok untuk sistem IoT yang membutuhkan skalabilitas tinggi dan desentralisasi. Namun, pengelolaannya lebih kompleks dibandingkan dengan client-server.

Publisher-Subscriber Architecture
Model ini melibatkan peran publisher, subscriber, dan broker yang mengatur lalu lintas data. Model ini ideal untuk sistem yang memerlukan pengiriman data selektif, seperti sistem pemantauan lalu lintas atau deteksi intrusi. Tantangannya terletak pada ketidakseimbangan latensi dan konsumsi bandwidth.

Representational State Transfer (REST) Architecture
REST menawarkan arsitektur berbasis API yang memungkinkan komunikasi antar perangkat dengan fleksibilitas tinggi. REST sering digunakan dalam aplikasi IoT berbasis cloud, tetapi memiliki tantangan dalam hal performa karena harus mentransformasikan data berdasarkan kebutuhan komunikasi.

 Pentingnya Model Seleksi Arsitektur IoT 

Model seleksi arsitektur ini membantu pengembang perangkat lunak dalam memilih pola arsitektur berdasarkan kebutuhan spesifik sistem IoT yang sedang dikembangkan. Model ini memberikan pendekatan berbasis keputusan dengan mempertimbangkan kompromi antara keamanan dan interoperabilitas. Sebagai contoh, jika sebuah sistem IoT membutuhkan interoperabilitas tinggi, maka REST architecture menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, jika keamanan lebih diutamakan, maka publish-subscribe architecture dapat menjadi solusi yang lebih efektif. Keunggulan model ini adalah kemampuannya untuk mengakomodasi kompleksitas sistem IoT dan memberikan rekomendasi berbasis metrik yang terukur. Namun, masih ada ruang untuk pengembangan lebih lanjut, seperti mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan proses pemilihan pola arsitektur berdasarkan data real-time.

Implikasi bagi Industri dan Penelitian Masa Depan

Penelitian Jacob dan Mani (2018) memberikan kontribusi yang signifikan dalam dunia arsitektur perangkat lunak, khususnya dalam konteks IoT. Model seleksi pola arsitektur yang mereka usulkan dapat digunakan sebagai referensi standar bagi pengembang IoT untuk memastikan bahwa perangkat lunak mereka dibangun dengan struktur yang optimal.

Namun, ada beberapa area yang perlu dieksplorasi lebih lanjut:

Integrasi dengan Teknologi AI dan Machine Learning
Model seleksi arsitektur dapat diperkuat dengan kecerdasan buatan untuk melakukan optimasi berdasarkan pola penggunaan sistem IoT secara real-time.

Evaluasi di Lingkungan Industri yang Berbeda
Meskipun model ini diuji pada sistem IoT kecil, penerapannya dalam skala industri seperti smart cities atau manufaktur otomatis perlu dianalisis lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun