Tangerang, 30 Juni 2025 -- Inovasi membanggakan kembali lahir dari dunia pendidikan tinggi Indonesia. Alif Diandra Syafa Dygta, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang (UNNES), sukses menciptakan sistem mesin cutting-skimming otomatis berbasis Programmable Logic Controller (PLC) Omron CP2E-N. Inovasi ini dikembangkan sebagai solusi peningkatan efisiensi produksi pada lini brassrod di PT Prima Copper Industri, perusahaan manufaktur logam non-ferrous yang berbasis di Tangerang.
Karya ini lahir dari kegiatan program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang berlangsung selama lima bulan, mulai dari Januari hingga Juni 2025. Dalam program tersebut, Alif tidak hanya berperan sebagai peserta magang pasif, tetapi terlibat aktif dalam seluruh tahapan proses---mulai dari analisis kebutuhan industri, desain sistem, perakitan panel, pemrograman PLC dan HMI, hingga pengujian performa mesin secara langsung di lapangan.
Mesin yang dikembangkan bertujuan untuk menggantikan metode pemotongan manual yang selama ini masih digunakan pada lini produksi brassrod 2. Sistem manual tersebut dinilai memiliki berbagai keterbatasan, mulai dari tingginya ketergantungan terhadap tenaga operator, risiko ketidakkonsistenan hasil potongan, hingga tingginya beban kerja fisik.
Dengan pendekatan otomatisasi berbasis PLC, sistem ini mengintegrasikan proses pemotongan dan skimming secara berkesinambungan, sekaligus memungkinkan monitoring dan pengaturan parameter kerja secara real-time melalui antarmuka HMI. Solusi ini menjawab kebutuhan industri akan sistem yang lebih efisien, presisi, dan aman dioperasikan.
"Mesin ini mampu memangkas biaya tenaga kerja hingga 50% serta meningkatkan akurasi potongan sebesar 1,33 mm," ungkap Alif dalam laporannya. Selain efisiensi, sistem ini juga memberikan nilai tambah pada aspek keselamatan kerja karena mengurangi intervensi manual yang berisiko, serta meningkatkan kestabilan proses produksi secara keseluruhan.
Ia menambahkan bahwa tantangan utama dalam tahap awal implementasi adalah adaptasi operator terhadap sistem baru dan penyetelan awal (tuning) pada komponen kontrol. Namun, dengan pendekatan bertahap dan kolaborasi bersama tim engineering di lapangan, sistem ini mampu beroperasi stabil dan menunjukkan performa yang signifikan.
Supervisor Maintenance PT Prima Copper Industri, Dodi Tri Nopra, menyatakan bahwa kontribusi Alif sangat berdampak terhadap efisiensi lini produksi. "Kami melihat potensi besar dari sistem yang dikembangkan. Tidak hanya efisien, sistem ini juga membuka peluang otomasi di lini lainnya," jelasnya.
Karya ini menjadi bukti bahwa sinergi antara dunia industri dan perguruan tinggi bukanlah konsep teoritis semata, tetapi dapat diwujudkan dalam bentuk solusi konkret yang bermanfaat secara teknis maupun ekonomis. Program seperti MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) memainkan peran krusial dalam menjembatani kebutuhan industri dengan pengembangan kompetensi mahasiswa, sekaligus mempersiapkan sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan era industri 4.0.
Melalui proyek ini, Alif tidak hanya menunjukkan kapasitasnya sebagai calon engineer, tetapi juga memberi inspirasi bahwa mahasiswa mampu menciptakan inovasi strategis yang relevan dan aplikatif di sektor industri manufaktur nasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI