Mohon tunggu...
MOH.ALIF AZMI
MOH.ALIF AZMI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Welcome

BISMILLAH

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengejar Mimpi di Daerah Istimewa Yogyakarta

24 Oktober 2021   21:40 Diperbarui: 24 Oktober 2021   22:14 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Saat jam menunjukan pukul 20.00 sebagian lampu jalan mati yang mungkin dikarenakan PPKM yang masih berlaku di sana dan saya memutuskan untuk kembali ke hotel untuk makan dan beristirahat persiapan buat besok karena besok saya harus tiba di tempat  2 jam sebelum test dimulai.

Keesokan harinya selepas sholat subuh,sarapan,dan mempersiapkan apa yang mau nanti di bawa saya dan ayah saya berangkat ke tempat ujian cbt dengan ojek online.

Sesampainya di STPN saya ternyata gerbang masuk untuk ujian belum dibuka,dan saya memutuskan menunggu dan sembari melihat apakah berkas yang dibawa sudah lengkap atau tidak.

Pada pukul 06.30 gerbang sudah di buka saya dan peserta yang lain masuk,sebelum masuk kami di suruh mencuci tangan dan di cek surat hasil swabnya dan setelah itu kami di arahkan  ke tempat cek perlengkapan dan diberikan ruang tunggu,sebelum memasuki ruang tunggu kami di minta untuk menitipkan barang-barang kami,hanya boleh pensil atau bolpen yang diperbolehkan di bawa ke ruang tunggu.

Di ruang tunggu kami diberikan pengarahan dan pin untuk nanti test cbt,setelah itu saya dan peserta lain di arahkan menuju ruangan test cbt berlangsung dengan menerapkan sosial distancing.

Jam 08.30 ujian di mulai,selesai ujian saya dan peserta yang lain mengambil barang di tempat penitipan dan diperbolehkan untuk pulang.

Saya dan orang tua saya kembali ke hotel dan memutuskan pulang sore.Setelah membereskan barang-barang jam 14.30 kami berangkat ke stasiun yogyakarta dan berangkat pulang jam 15.00.

Setelah pengumuman kelulusan test cbt saya belum lolos,ada sedikit rasa sedih namun kita tidak boleh larut dalam kesedihan,mungkin sudah menjadi takdir saya kuliah di Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya di jurusan Kesehatan Masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun