Berbagai upaya ekonomi telah dirintis oleh Pondok Pesantren Miftahul Huda, tetapi belum semua potensi dapat dimaksimalkan. Salah satu tantangan terbesar yang muncul adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Pesantren memiliki banyak ide pengembangan ekonomi, seperti pengelolaan sawah hingga budidaya hidroponik. Namun, kekurangan tenaga ahli dan pengelola menjadikan upaya tersebut sulit berkembang. Selain itu, minimnya modal juga mempengaruhi efektivitas program ekonomi yang dijalankan. Salah satunya adalah upaya untuk mengembangkan tanaman hidroponik mendapat penolakan karena keterbatasan modal, sementara rencana pembinaan pengelolaan sawah pun belum terealisasi secara optimal. Hal ini menunjukkan adanya jarak antara potensi ekonomi internal pesantren dengan peluang kolaborasi yang lebih luas bersama masyarakat sekitar. Keterbatasan SDM dan minimya modal  tidak hanya menghambat inovasi baru, tetapi juga menurunkan efektivitas dalam mengintegrasikan berbagai program antara pesantren dan desa.
Pesantren dikenal sebagai lembaga yang mengedepankan nilai-nilai keagamaan. Dalam konteks pemberdayaan ekonomi, hal ini bisa membawa dampak ganda. Di satu sisi, pesantren menjaga orisinalitas sebagai pusat pendidikan dan dakwah. Namun di sisi lain, tanpa kolaborasi dengan lingkungan desa, keberadaan pesantren berpotensi menjadi entitas yang terpisah dari dinamika ekonomi masyarakat sekitar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf bagian sarana dan prasarana, pesantren telah melakukan beberapa langkah positif, seperti merekrut warga sekitar sebagai supir, satpam, dan tenaga dapur, serta menyediakan pelatihan wirausaha bagi para santri. Namun demikian, upaya-upaya ini masih berjalan secara internal dan belum sepenuhnya terhubung dengan strategi pembangunan desa. Keterlibatan dalam forum musyawarah seperti Musrenbang pun masih minim. Sementara itu, urusan relasi eksternal, seperti komunikasi dengan desa, lebih banyak ditangani oleh pengurus Lembaga Dakwah Strategis (LDS) yang berjalan terpisah dari sistem formal kepesantrenan.
Rekomendasi dan Harapan untuk Sinergi yang Lebih Baik
Dari tantangan tersebut, terdapat sejumlah rekomendasi strategis yang bisa dipertimbangkan untuk mengoptimalkan peran ekonomi pesantren sekaligus memperkuat keterlibatan masyarakat yaitu :
Kolaborasi berbagai pihakÂ
Perlu adanya sinergi antara pengelola pesantren dengan aparat desa serta pemangku kebijakan lokal. Membuka forum kolaboratif untuk bertukar ide mengenai pengembangan potensi ekonomi lokal yang terintegrasi.
Pengembangan SDM
Pesantren mengadakan program pelatihan internal santri dan pengurus untuk merancang dan mengelola program ekonomi secara profesional.
Optimalisasi Sumber Daya yang Ada
Memaksimalkan potensi yang sudah ada, seperti koperasi dan wakaf produktif, dengan melibatkan anggota masyarakat secara langsung sehingga dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi yang lebih inklusif.Â