Wonosobo -- Berawal dari hasil observasi dalam program Bhakti Akademisi di SD Negeri 2 Jlamprang, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Semarang (UNNES), Alifah Fitria Nugraheni, menemukan permasalahan menarik dalam proses pembelajaran matematika di kelas V. Banyak siswa mengalami kesulitan memahami materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan operasi dasar seperti perkalian serta pembagian.
Guru kelas telah mencoba berbagai metode, mulai dari penggunaan video pembelajaran di YouTube hingga metode pohon faktor. Namun, sebagian besar siswa masih belum hafal perkalian dasar dan membutuhkan pendekatan yang lebih menarik serta sesuai dengan kebiasaan belajar mereka. Dari observasi juga diketahui bahwa sebagian siswa lebih banyak menghabiskan waktu bermain gawai tanpa arah edukatif yang jelas.
Berangkat dari temuan tersebut, Alifah mengembangkan solusi inovatif berupa aplikasi pembelajaran berbasis website interaktif bernama "FunPB". Aplikasi ini dirancang untuk membantu siswa belajar konsep FPB melalui pendekatan visual, interaktif, dan menyenangkan---sekaligus memanfaatkan kebiasaan anak bermain gadget menjadi sarana belajar yang produktif. Alasan memilih solusi ini, karena anak-anak zaman sekarang sudah akrab dengan teknologi. Maka daripada melarang mereka bermain HP, lebih baik kita arahkan pada aktivitas edukatif yang seru.
Melalui FunPB, siswa dapat mempelajari konsep FPB secara konkret. Mereka diajak memilih ilustrasi objek---seperti apel, gajah, atau lumba-lumba---untuk mewakili angka dalam soal. Ketika siswa memasukkan bilangan prima sebagai pembagi, objek-objek tersebut akan muncul di layar sebagai representasi visual hasil pembagian. Sistem umpan balik langsung juga diberikan: jika jawaban benar, muncul notifikasi "Success! Jawaban benar!" disertai tanda centang hijau; jika salah, akan muncul pesan "Error! Coba lagi ya!"
Aplikasi ini tidak hanya mengajarkan matematika secara konseptual, tetapi juga menumbuhkan motivasi belajar, kepercayaan diri, dan kemandirian siswa. Melalui interaksi visual dan sistem reflektif tersebut, FunPB membantu siswa memahami langkah-langkah faktorisasi prima hingga menemukan FPB dua bilangan secara menyenangkan.
Lebih dari sekadar media belajar, FunPB juga menjadi contoh penerapan technology-enhanced learning yang mendukung penguasaan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis, pemecahan masalah, dan literasi digital. Guru pun dapat menggunakan aplikasi ini sebagai alat bantu dalam pembelajaran di kelas maupun saat memberi tugas mandiri kepada siswa.
Kini, aplikasi FunPB sudah dapat diakses secara gratis melalui tautan https://funpb.lovestoblog.com.
Inovasi ini menunjukkan bahwa kreativitas mahasiswa pendidikan tidak hanya berhenti di ruang kuliah, tetapi dapat memberi dampak nyata di sekolah mitra. Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis kebutuhan siswa, Alifah berharap FunPB dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan media pembelajaran digital lainnya yang relevan dengan dunia anak-anak.