Mohon tunggu...
Alifa Ashary
Alifa Ashary Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya memiliki ketertarikan pada isu-isu sosial, pendidikan, dan kebangsaan. Aktif menulis artikel opini dan edukatif sebagai bentuk kontribusi dalam menyebarkan nilai-nilai positif di tengah masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pancasila : Jiwa Yang Menyatukan Bangsa

29 April 2025   20:17 Diperbarui: 29 April 2025   20:17 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Burung Garuda sebagai lambang negara  ( foto : shuttestock ) 

Nama.    : Alifa Ashary Mariam

Nim.       :  231010550231

Prodi.     : Ekonomi Dan Bisnis

Kampus: Universitas Pamulang

Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tapi juga roh yang menghidupkan semangat kebangsaan kita sebagai warga Indonesia. Lima sila yang terkandung di dalamnya adalah hasil pemikiran yang dalam dari para pendiri bangsa, yang ingin melihat Indonesia tumbuh sebagai negara yang damai, adil, dan bersatu di tengah perbedaan.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengajarkan kita untuk hidup berdampingan meskipun berbeda keyakinan. Di Indonesia, ada berbagai agama dan kepercayaan, dan semua itu dilindungi serta dihormati. Pancasila membuka ruang bagi semua orang untuk menjalankan ibadahnya dengan aman dan tenteram.

Sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, mengingatkan bahwa kita hidup tidak sendiri. Kita punya tanggung jawab untuk saling menghargai dan memperlakukan orang lain dengan adil. Ini sangat penting, terutama di masa sekarang, ketika perbedaan sering kali dijadikan alasan untuk saling menjatuhkan. Pancasila mengajarkan kita untuk melihat manusia sebagai manusia, bukan dari ras, agama, atau status sosialnya.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, adalah kekuatan kita yang paling utama. Bayangkan saja, Indonesia punya lebih dari 17.000 pulau, ratusan bahasa daerah, dan ratusan suku bangsa. Tapi semua itu disatukan oleh satu tekad: menjadi bangsa Indonesia. Pancasila menjadi pengikat agar kita tetap satu, walaupun berbeda.

Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, mengajarkan pentingnya musyawarah. Di sini kita diajak untuk tidak egois, melainkan saling mendengarkan dan mencari keputusan yang adil bersama-sama. Ini adalah nilai demokrasi khas Indonesia yang sudah hidup sejak zaman nenek moyang.

Dan terakhir, sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menjadi pengingat bahwa kemajuan tidak boleh hanya dinikmati segelintir orang. Semua warga negara berhak hidup layak, berhak mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan perlakuan yang adil dari negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun