Mohon tunggu...
Aliefia Diwandana
Aliefia Diwandana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa jurusan Psikologi UIN Maliki Malang angkatan 2013

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nasionalisme

31 Mei 2014   00:21 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:55 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mari menuju kembali ke diri kita masing-masing, masih ingat sering dulunya kita belajar pendidikan kewarganegaraan dan mendengar kata-kata nasionalisme? Ya, dulu waktu kita masih kecil sering sekali kita mendengar itu dari ucapan guru-guru kita, sedari kecil kita diajari untuk berpemahaman nasionalisme. Tapi nasionalisme sendiri itu apasih?

Nasionalisme adalah suatu paham untuk mempertahankan bangsa dan Negara dengan mewujudkan suatu konsep dari sekelompok manusia (menurut Wikipedia), sebagai arti gampangnya adalah kita mempertahankan diri kita dan bangsa Indonesia demi kemaslahatan bersama, karena ini Negara kita, ini tanah air kita, dan tanah kelahiran kita. Kita yang berhak melindunginya dan kita yang berhak menjaganya dan itu semua memang sudah menjadi kewajiban kita semua. Nasionalisme sendiri memang dari kecil sudah diajari oleh para orang tua kepada anak-anaknya, contohnya dengan mengajari menyanyi Indonesia Raya, dengan menghafal lagu tersebut satu langkah sudah diraih sang anak untuk menuju ke faham nasionalis, atau dengan adanya upacara bendera tiap senin di sekolah-sekolah juga sudah mengajarkan anak untuk disiplin saat upacara sebagai pengingat tanpa adanya pertumpahan darah jaman dahulu, Indonesia tidak akan bisa merdeka seperti ini.

Lalu, kenapa kambat laun, faham ini semakin mengkerut dan tidak ada sama sekali kita lihat di kalangan anak-anak jaman sekarang ini? Bahkan katanya dulunya budaya apapun kita saring agar tidak merusak budaya dan bangsa Indonesia, tetapi sekarang segala bisa masuk ke dalam Negara kita tanpa pilih-pilih. Bahkan ada beberapa sekolah yang tidak lagi mau untuk mengadakan upacara bendera tiap senin karena menurut mereka itu menghabiskan waktu dan anak-anak tetap saja sikapnya seperti itu tidak ada perubahan sama sekali. Padahal meski anak-anak tidak ada perubahan sama sekali menurut saya upacara bendera merupakan suatu penghormatan untuk para pahlawan dan tidak sepantasnya upacara bendera yang diadakan hanya 45 menit dalam 1 kali seminggu ditiadakan hanya karena membuang-buang waktu. Menurut saya itu tidak masuk akal.

Saya tidak menemukan solusi untuk meningkatkan  kepercayaan atas faham ini di kalangan anak-anak jaman sekarang, tapi yang saya tahu setidaknya kita bisa menghargai apa yang telah dimiliki oleh bangsa Indonesia ini, segala jenis bentuk seni, religi, kepercayaan, keunikan bangsa ini adalah milik kita bersama dan bukan milik orang lain, kitalah yang bisa melestarikan ini semua, kalau bukan kita siapa lagi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun